Senin, 25 Januari 2010
Minggu, 24 Januari 2010
Badai Tropis (Tropical Cyclone)
BADAI TROPIS
Badai Tropis atau umumnya disebut Siklon Tropis adalah fenomena alam berupa pusaran angin, hujan dan badai petir dalam suatu daerah tertutup.
Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilayah perairan tropis dan sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi. Di seluruh dunia terdapat sejumlah wilayah–wilayah perairan tempat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis dengan pola musiman yang khas di setiap wilayah.
Walaupun merupakan fenomena yang tumbuh di lautan, pergerakan siklon tropis dapat mengarah ke daratan sehingga dapat menimbulkan bencana serius dengan kerugian material dan korban manusia yang besar. Pergerakan Badai Tropis selalu menjauhi lintang ekuator, sehingga tidak mungkin melintasi daratan Indonesia, walaupun demikian wilayah Indonesia dapat terkena pengaruh tidak langsung dari badai tersebut.
Dengan mengetahui pergerakan badai tropis serta memahami dampak yang bisa ditimbulkannya, maka kita dapat melakukan upaya antisipasi untuk mencegah kerugian lebih besar.
Pada satu tahun di seluruh dunia terdapat rata-rata 80 kali peristiwa siklon tropis. Hampir seluruh siklon tropis tumbuh dan berkembang pada wilayah perairan di zona 30 derajat dari katulistiwa, yang disebut Zona Konvergensi Antara Tropis (ITCZ Intertropical Convergence Zone). Zona ini merupakan tempat terkumpulnya awan-awan hujan yang deras dan berhari-hari serta menimbulkan angin kencang.
Lokasi
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C
Di permukaan bumi terdapat tujuh wilayah perairan utama yang sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya siklon tropis, yaitu :
• Barat Laut Samudra Pasifik ; merupakan daerah paling aktif, sepertiga dari seluruh perisitiwa siklon tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi berpengaruh pada wilayah Jepang, Filipina, China dan Taiwan.
• Timur Laut Samudera Pasifik ; sebagai daerah paling aktif kedua yakni sepertiga dari seluruh kejadian badai tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi mempengaruhi wilayah barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di semenanjung California.
•Barat Daya Samudra Pasifik; Aktifitas badai tropisnya memepengaruhi wilayah Australia dan Oceania.
•Utara Samudra Hindia ; Wilayahnya dibagi dua daerah yakni Teluk Benggala dan Laut Arabia. Aktifitas pada daerah Teluk Benggala lima sampai enam kali lebih besar dari laut Arabia, dan tercatat pada sejarah Siklon Bhola di tahun 1970 yang menewaskan 200.000 orang. Negara-negara yang terpengaruh adalah India, Bangladesh, Srilangka, Thailand, Burma dan Pakistan , sedangkan semenanjung Arab jarang terkena dampaknya.
•Tengggara Samudra Hindia; Wilayah dekat perairan Indonesia (laut Timor) dan Australia yang terpengaruh badai tropis di daerah ini.
• Timur Laut Samudra Hindia; Negara-negara yang terpengaruh adalah Madagaskar, Mozambique, Mauritius dan Kenya
•Utara Samudra Atlantik; Mencakup wilayah perairan Samudera Atlantik, Laut Karibia dan Teluk Meksiko. Badai tropis yang terjadi berdampak pada wilayah Amerika Serikat, Meksiko, Canada serta negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia.
Struktur
Sebuah siklon tropis kuat mempunyai struktur sebagai berikut .
• Tekanan Udara Permukaan Rendah; Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah.
• Inti hangat; Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat.
•CDO (Central Dense Overcast) CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir.
•MataSiklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat.
•Dinding mataDinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya.
•Aliran keluar (outflow)Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah.
Gerakan Bulan
Bulan adalah benda langit yang tampak terang, namun tidak seterang matahari, bulan juga biasa disebut sebagai satelit bumi. Bulan berbentuk bulat, jarak bulan ke bumi lebih dekat dari pada Matahari ke Bumi. Namun demikian cahaya bulan jauh lebih redup dari pada cahaya matahari. Cahaya bulan tidak dapat menerangi bumi seperti cahaya matahari di siang hari. Sesungguhnya bulan tidak memancarkan cahayanya sendiri. Bulan hanya memantulkan cahaya matahari. Oleh karena itu, bulan bukan merupakan bintang dan cahaya bulan jauh lebih redup dari pada cahaya matahari.
Berbeda dengan matahari, bulan sering tampak berubah bentuk, kadang bulan tampak seperti sabit, kadang seperti lingkaran dan kadang-kadang setengah lingkaran. Bentuk bulan berubah-ubah selama 29½ hari.
Gambar bulan
Seperti matahari, bulan muncul dari bagian timur dan tenggelam di bagian barat. Kadang-kadang saat langit amat cerah, bulan juga dapat terlihat di siang hari. Akan tetapi, bulan lebih mudah terlihat di malam hari karena saat itu gelap, cahaya yang dipantulkan bulan dari matahari membuat bulan tampak jelas di malam hari.
A. Keadaan Bulan
1. Bulan tidak seperti bumi. Pada bulan terdapat gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang dalam. Semua tandus tidak seperti bumi. Di sana sangat kering, tidak ada air, tidak ada suara, bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, ia menerima cahaya dari matahari. Cahaya yang diterima dipantulkan .
2. Jarak bulan dari bumi lebih kurang adalah 384.000 km. Massa bulan kira-kira 1/80 kali massa bumi. Bulan berputar pada porosnya, bulan beredar mengelilingi bumi, waktu peredaran bulan mengelilingi bumi selama 29 ½ hari.
3. Pada tahun 1969 orang telah mendarat di bulan dengan Pesawat Apollo 11. Pesawat itu di naiki oleh 3 orang astronaut yaitu Neil Armstrong, Edwin Aldrien dan Michael Collins. Namun Michael tidak menginjakkan kakinya di bulan, dia tetap tinggal di pesawat sambil membantu dan mengawasi teman-temannya serta berkomunikasi dengan orang-orang di bumi.
B. Gerakan Bulan
Sebagai mana benda langit yang lain, bulan juga melakukan gerakan-gerakan bulan lebih banyak dibandingkan dengan gerakan bumi. Bulan dapat melakukan tiga jenis gerakan sekaligus, yaitu berputar pada porosnya (sumbu), beredar mengelilingi bumi, dan bersama bumi melakukan revolusi terhadap matahari.
1. Gerakan Rotasi Bulan
Gerakan rotasi bulan sama dengan rotasi bumi. Oleh karena itu, permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu tetap.
2. Gerakan Revolusi Bulan terhadap Bumi
a. Ketika bulan melakukan gerakan rotasi, pada saat itu juga melakukan gerakan revolusi terhadap bumi. Akibat pergerakan bulan itulah yang menyebabkan bentuk bulan setiap malam dapat berubah-ubah. Kadang berbentuk bulat penuh, kadang berbentuk seperti sabit, bahkan kadang bulan tak terlihat sama sekali pada malam hari.
b. Pada saat bulan bergerak dan berada diantara matahari dan bumi, maka bulan hampir tidak tampak sama sekali. Bulan hanya terlihat seperti garis yang samar-samar di langit. Hal itu disebabkan bagian bulan yang terkena cahaya matahari tidak terlihat dari bumi. Sebaliknya bagian bulan yang gelap karena tidak terkena cahaya matahari mengahadap ke bumi. Keadaan atau fase bulan tidak terlihat disebut bulan baru atau bulan mati. Bulan terus berputar pada pada fase berikutnya, bulan akan dapat terlihat seperti sabit lagi. Pada fase ini, bulan umumnya disebut bulan sabit. Pada fase berikutnya bagian bulan akan terlihat semakin besar sehingga terlihat hampir setengah bulatan, terus sampai ¾ bulatan penuh. Setelah itu, bulan berbentuk bulat penuh dan bersinar terang, keadaan ini disebut sebagai bulan purnama. Pada fase bulan purnama bumi terletak di tengah-tengah antara matahari dan bulan .
A
B
C
D
E
Ket :
A à Bulan Mati
B à Bulan Sabit
C à Bulan Setengah
D à Bulan Hampir Penuh
E à Bulan Purnama
3. Gerakan Revolusi Bulan terhadap Matahari
a. Bulan melakukan revolusi terhadap bumi. Pada saat bulan berevolusi mengelilingi bumi, bumi berevolusi mengelilingi matahari, bulan mengikuti bumi melakukan revolusi terhadap matahari.
b. Peredaran bumi terhadap matahari adalah satu kali dalam waktu satu tahun, sedangkan peredaran bulan terhadap bumi adalah dua belas kali dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu, dalam waktu 1 tahun ada 12 bulan.
C. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi karena sifat matahari yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Gerhana bulan terjadi hanya ketika bulan purnama dan bulan masuk ke dalam bayangan bumi. Ketika itu bulan tidak menerima cahaya matahari, sehingga kita tidak daapt melihat bulan. Saat semacam ini disebut gerhana bulan.
Gerhana bulan terjadi kurang lebih 6 jam, tetapi betul-betul dalam bayangan inti hanya 1 jam 40 menit.
Gerhana Bulan
Demikianlah pembahasan kami tentang benda langit yang disebut dengan bulan, semoga pembahasan kami dapat bermanfaat.
Daftar Pustaka
1. Rangkuman Ilmu Pengetahuan Alam Lengkap, Yudhistira / Kranegara. Penerbit Bintang Indoneisa. Jakarta.
2. Sains, Haryanto. Penerbit Erlangga.
Berbeda dengan matahari, bulan sering tampak berubah bentuk, kadang bulan tampak seperti sabit, kadang seperti lingkaran dan kadang-kadang setengah lingkaran. Bentuk bulan berubah-ubah selama 29½ hari.
Gambar bulan
Seperti matahari, bulan muncul dari bagian timur dan tenggelam di bagian barat. Kadang-kadang saat langit amat cerah, bulan juga dapat terlihat di siang hari. Akan tetapi, bulan lebih mudah terlihat di malam hari karena saat itu gelap, cahaya yang dipantulkan bulan dari matahari membuat bulan tampak jelas di malam hari.
A. Keadaan Bulan
1. Bulan tidak seperti bumi. Pada bulan terdapat gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang dalam. Semua tandus tidak seperti bumi. Di sana sangat kering, tidak ada air, tidak ada suara, bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, ia menerima cahaya dari matahari. Cahaya yang diterima dipantulkan .
2. Jarak bulan dari bumi lebih kurang adalah 384.000 km. Massa bulan kira-kira 1/80 kali massa bumi. Bulan berputar pada porosnya, bulan beredar mengelilingi bumi, waktu peredaran bulan mengelilingi bumi selama 29 ½ hari.
3. Pada tahun 1969 orang telah mendarat di bulan dengan Pesawat Apollo 11. Pesawat itu di naiki oleh 3 orang astronaut yaitu Neil Armstrong, Edwin Aldrien dan Michael Collins. Namun Michael tidak menginjakkan kakinya di bulan, dia tetap tinggal di pesawat sambil membantu dan mengawasi teman-temannya serta berkomunikasi dengan orang-orang di bumi.
B. Gerakan Bulan
Sebagai mana benda langit yang lain, bulan juga melakukan gerakan-gerakan bulan lebih banyak dibandingkan dengan gerakan bumi. Bulan dapat melakukan tiga jenis gerakan sekaligus, yaitu berputar pada porosnya (sumbu), beredar mengelilingi bumi, dan bersama bumi melakukan revolusi terhadap matahari.
1. Gerakan Rotasi Bulan
Gerakan rotasi bulan sama dengan rotasi bumi. Oleh karena itu, permukaan bulan yang menghadap ke bumi selalu tetap.
2. Gerakan Revolusi Bulan terhadap Bumi
a. Ketika bulan melakukan gerakan rotasi, pada saat itu juga melakukan gerakan revolusi terhadap bumi. Akibat pergerakan bulan itulah yang menyebabkan bentuk bulan setiap malam dapat berubah-ubah. Kadang berbentuk bulat penuh, kadang berbentuk seperti sabit, bahkan kadang bulan tak terlihat sama sekali pada malam hari.
b. Pada saat bulan bergerak dan berada diantara matahari dan bumi, maka bulan hampir tidak tampak sama sekali. Bulan hanya terlihat seperti garis yang samar-samar di langit. Hal itu disebabkan bagian bulan yang terkena cahaya matahari tidak terlihat dari bumi. Sebaliknya bagian bulan yang gelap karena tidak terkena cahaya matahari mengahadap ke bumi. Keadaan atau fase bulan tidak terlihat disebut bulan baru atau bulan mati. Bulan terus berputar pada pada fase berikutnya, bulan akan dapat terlihat seperti sabit lagi. Pada fase ini, bulan umumnya disebut bulan sabit. Pada fase berikutnya bagian bulan akan terlihat semakin besar sehingga terlihat hampir setengah bulatan, terus sampai ¾ bulatan penuh. Setelah itu, bulan berbentuk bulat penuh dan bersinar terang, keadaan ini disebut sebagai bulan purnama. Pada fase bulan purnama bumi terletak di tengah-tengah antara matahari dan bulan .
A
B
C
D
E
Ket :
A à Bulan Mati
B à Bulan Sabit
C à Bulan Setengah
D à Bulan Hampir Penuh
E à Bulan Purnama
3. Gerakan Revolusi Bulan terhadap Matahari
a. Bulan melakukan revolusi terhadap bumi. Pada saat bulan berevolusi mengelilingi bumi, bumi berevolusi mengelilingi matahari, bulan mengikuti bumi melakukan revolusi terhadap matahari.
b. Peredaran bumi terhadap matahari adalah satu kali dalam waktu satu tahun, sedangkan peredaran bulan terhadap bumi adalah dua belas kali dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu, dalam waktu 1 tahun ada 12 bulan.
C. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi karena sifat matahari yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Gerhana bulan terjadi hanya ketika bulan purnama dan bulan masuk ke dalam bayangan bumi. Ketika itu bulan tidak menerima cahaya matahari, sehingga kita tidak daapt melihat bulan. Saat semacam ini disebut gerhana bulan.
Gerhana bulan terjadi kurang lebih 6 jam, tetapi betul-betul dalam bayangan inti hanya 1 jam 40 menit.
Gerhana Bulan
Demikianlah pembahasan kami tentang benda langit yang disebut dengan bulan, semoga pembahasan kami dapat bermanfaat.
Daftar Pustaka
1. Rangkuman Ilmu Pengetahuan Alam Lengkap, Yudhistira / Kranegara. Penerbit Bintang Indoneisa. Jakarta.
2. Sains, Haryanto. Penerbit Erlangga.
Rangkuman Litosfer
RANGKUMAN MATERI KELAS VII SEMESTER GANJIL
MATA PELARAN GEOGRAFI
1. Pembagian struktur bumi secara fisik, yaitu litosfer dan astenosfer.
Ø Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi (ketebalan 100 – 200 km). Litosfer merupakan bagian yang padat, solid, tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas astenosfer.
Ø Astenosfer merupakan lapisan cair di bawah litosfer. Lapisan ini meliputi mantel bawah dan inti luar bumi.
2. Menurut penyebabnya, pelapukan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup. Pelapukan biologi dapat juga disertai oleh kegiatan pelapukan kimia.
- Pelapukan fisika terjadi jika batuan dihancurkan oleh proses fisika tanpa mengubah komposisinya. Pelapukan fisika, umumnya disebabkan oleh pengaruh sinar matahari dan perubahan temperatur.
- Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan kimia akan berlangsung lebih efektif, bila luas permukaan batuan semakin besar. Pelapukan kimia juga akan lebih cepat terjadi di daerah beriklim panas dan basah.
3. Tipe gunung api, antara lain sebagai berikut.
· Gunung api kerucut atau strato dihasilkan dari letusan eksplosif dan efusif secara bergantian. Contoh gunung api strato di Indonesia, antara lain Gunung Kerinci, Gunung Dempo, Gunung Pangrango, Gunung Merbabu, dan Gunung Batur. Gunung api strato yang terkenal di dunia, antara lain Gunung Fuji (Jepang), Gunung Vesuvius dan Gunung Etna (Italia), serta Gunung St. Helens (Amerika Serikat).
· Gunung api perisai merupakan gunung api yang beralas sangat luas dengan lereng yang sangat landai. Gunung api perisai terbentuk dari lelehan lava yang cair (encer). Indonesia tidak memiliki gunung api berbentuk perisai. Contoh gunung api perisai yang terkenal di dunia berada di Kepulauan Hawaii, antara lain Gunung Mauna Loa, Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.
· Gunung api corong atau maar adalah gunung api yang terjadi karena letusan sebuah dapur magma yang dangkal dan memiliki volume relatif kecil. Gunung api maar hanya mengalami satu kali erupsi, kemudian aktivitas gunung api tersebut berhenti. Bentuk gunung api ini seperti tanggul melingkar. Lereng gunung api tipe ini tidak terlalu curam. Bagian tengah gunung api maar berupa sebuah cekungan dengan alas yang kedap air. Apabila terisi air hujan, maka cekungan tersebut akan membentuk danau. Contoh danau hasil bentukan gunung api maar, antara lain Ranu Klakah di lereng Gunung Lamongan dan Gunung Tambora di Nusa Tenggara.
4. Karena aktivitas manusia selalu memanfaatkan alam sebagai alat pemuas kebutuhan manusia, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan tersier lainnya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan sumber daya yang diambil dari alam. Dalam memanfaatkan alam sebagai sumber daya utama dalam memenuhi kebutuhannya, manusia seringkali tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Akibatnya, alam mengalami kerusakan yang lambat laun semakin parah. Pencemaran dan polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan kendaraan bermotor, serta penggunaan alat-alat rumah tangga yang tidak ramah lingkungan semakin memperburuk keadaan alam dan keseimbangan ekosistem.
5. Mass wasting merupakan peristiwa gerakan massa batuan, tanah, lumpur atau material lepasan lainnya akibat pengaruh gravitasi. Mass wasting terjadi jika kekuatan gaya gravitasi melebihi kekuatan ikatan material. Berdasarkan pengamatan lapangan, peristiwa mass wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Kondisi alamiah material (material lepasan atau material yang saling berikatan).
Kadar air yang terkandung dalam material.
Kemiringan dan kestabilan lereng.
Peristiwa mass wasting juga dapat dipicu oleh gempa bumi, banjir, atau peristiwa geologi lainnya.
6. Proses terbentuknya gugus pasir disebabkan oleh terbawanya pasir dan debu-debu dari pegunungan oleh angin yang kemudian diendapkan di daerah yang lebih rendah, sehingga terbentuk gosong pasir atau gugus pasir.
7. Karena erosi yang terjadi pada air terjun sangat besar dan cepat, sehingga erosi yang terjadi disebut erosi mudik.
8. Jenis-jenis batuan metamorf berdasarkan prosesnya, antara lain sebagai berikut.
Ø Batuan metamorf kontak adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya pemanasan dan perubahan secara kimia oleh intrusi magma panas.
Ø Batuan metamorf terkubur adalah batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil pemendaman cekungan sedimen yang dalam.
Ø Batuan metamorf regional adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dan disertai tumbukan, penghujaman, atau pemekaran lempeng bumi.
Contoh batuan metamorf, antara lain marmer, kuarsa, dan jade.
9. Sesar adalah patahan yang terjadi di sepanjang kerak bumi yang mengalami pergerakan. Sesar umumnya disebabkan oleh tiga macam gaya, meliputi tekanan, tegangan, dan gesekan. Gaya-gaya penyebab sesar seringkali ditemukan di wilayah batas lempeng.
10. Siklus batuan:
1) Magma yang mengalami proses pendinginan di lapisan dalam atau di atas permukaan bumi, terjadilah proses pembekuan magma menjadi batuan beku dalam dan luar.
2) Batuan beku mengalami pengangkatan ke permukaan bumi. Batuan tersebut kemudian mengalami pelapukan dan erosi, kemudian diendapkan di tempat lain.
3) Material yang diendapkan mengalami proses litifikasi (pembentukan batuan). Material tersebut menjadi batuan sedimen.
4) Batuan sedimen dan batuan beku mengalami pemanasan dan memperoleh tekanan yang tinggi. Proses tersebut menghasilkan batuan malihan (metamorf).
5) Batuan metamorf ada yang bersinggungan dengan magma. Batuan metamorf yang mengalami pemanasan sangat tinggi tersebut akan meleleh dan berubah kembali menjadi magma.
Demikian proses tersebut terjadi secara terus menerus.
MATA PELARAN GEOGRAFI
1. Pembagian struktur bumi secara fisik, yaitu litosfer dan astenosfer.
Ø Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi (ketebalan 100 – 200 km). Litosfer merupakan bagian yang padat, solid, tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas astenosfer.
Ø Astenosfer merupakan lapisan cair di bawah litosfer. Lapisan ini meliputi mantel bawah dan inti luar bumi.
2. Menurut penyebabnya, pelapukan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup. Pelapukan biologi dapat juga disertai oleh kegiatan pelapukan kimia.
- Pelapukan fisika terjadi jika batuan dihancurkan oleh proses fisika tanpa mengubah komposisinya. Pelapukan fisika, umumnya disebabkan oleh pengaruh sinar matahari dan perubahan temperatur.
- Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan kimia akan berlangsung lebih efektif, bila luas permukaan batuan semakin besar. Pelapukan kimia juga akan lebih cepat terjadi di daerah beriklim panas dan basah.
3. Tipe gunung api, antara lain sebagai berikut.
· Gunung api kerucut atau strato dihasilkan dari letusan eksplosif dan efusif secara bergantian. Contoh gunung api strato di Indonesia, antara lain Gunung Kerinci, Gunung Dempo, Gunung Pangrango, Gunung Merbabu, dan Gunung Batur. Gunung api strato yang terkenal di dunia, antara lain Gunung Fuji (Jepang), Gunung Vesuvius dan Gunung Etna (Italia), serta Gunung St. Helens (Amerika Serikat).
· Gunung api perisai merupakan gunung api yang beralas sangat luas dengan lereng yang sangat landai. Gunung api perisai terbentuk dari lelehan lava yang cair (encer). Indonesia tidak memiliki gunung api berbentuk perisai. Contoh gunung api perisai yang terkenal di dunia berada di Kepulauan Hawaii, antara lain Gunung Mauna Loa, Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.
· Gunung api corong atau maar adalah gunung api yang terjadi karena letusan sebuah dapur magma yang dangkal dan memiliki volume relatif kecil. Gunung api maar hanya mengalami satu kali erupsi, kemudian aktivitas gunung api tersebut berhenti. Bentuk gunung api ini seperti tanggul melingkar. Lereng gunung api tipe ini tidak terlalu curam. Bagian tengah gunung api maar berupa sebuah cekungan dengan alas yang kedap air. Apabila terisi air hujan, maka cekungan tersebut akan membentuk danau. Contoh danau hasil bentukan gunung api maar, antara lain Ranu Klakah di lereng Gunung Lamongan dan Gunung Tambora di Nusa Tenggara.
4. Karena aktivitas manusia selalu memanfaatkan alam sebagai alat pemuas kebutuhan manusia, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan tersier lainnya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan sumber daya yang diambil dari alam. Dalam memanfaatkan alam sebagai sumber daya utama dalam memenuhi kebutuhannya, manusia seringkali tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Akibatnya, alam mengalami kerusakan yang lambat laun semakin parah. Pencemaran dan polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan kendaraan bermotor, serta penggunaan alat-alat rumah tangga yang tidak ramah lingkungan semakin memperburuk keadaan alam dan keseimbangan ekosistem.
5. Mass wasting merupakan peristiwa gerakan massa batuan, tanah, lumpur atau material lepasan lainnya akibat pengaruh gravitasi. Mass wasting terjadi jika kekuatan gaya gravitasi melebihi kekuatan ikatan material. Berdasarkan pengamatan lapangan, peristiwa mass wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Kondisi alamiah material (material lepasan atau material yang saling berikatan).
Kadar air yang terkandung dalam material.
Kemiringan dan kestabilan lereng.
Peristiwa mass wasting juga dapat dipicu oleh gempa bumi, banjir, atau peristiwa geologi lainnya.
6. Proses terbentuknya gugus pasir disebabkan oleh terbawanya pasir dan debu-debu dari pegunungan oleh angin yang kemudian diendapkan di daerah yang lebih rendah, sehingga terbentuk gosong pasir atau gugus pasir.
7. Karena erosi yang terjadi pada air terjun sangat besar dan cepat, sehingga erosi yang terjadi disebut erosi mudik.
8. Jenis-jenis batuan metamorf berdasarkan prosesnya, antara lain sebagai berikut.
Ø Batuan metamorf kontak adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya pemanasan dan perubahan secara kimia oleh intrusi magma panas.
Ø Batuan metamorf terkubur adalah batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil pemendaman cekungan sedimen yang dalam.
Ø Batuan metamorf regional adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dan disertai tumbukan, penghujaman, atau pemekaran lempeng bumi.
Contoh batuan metamorf, antara lain marmer, kuarsa, dan jade.
9. Sesar adalah patahan yang terjadi di sepanjang kerak bumi yang mengalami pergerakan. Sesar umumnya disebabkan oleh tiga macam gaya, meliputi tekanan, tegangan, dan gesekan. Gaya-gaya penyebab sesar seringkali ditemukan di wilayah batas lempeng.
10. Siklus batuan:
1) Magma yang mengalami proses pendinginan di lapisan dalam atau di atas permukaan bumi, terjadilah proses pembekuan magma menjadi batuan beku dalam dan luar.
2) Batuan beku mengalami pengangkatan ke permukaan bumi. Batuan tersebut kemudian mengalami pelapukan dan erosi, kemudian diendapkan di tempat lain.
3) Material yang diendapkan mengalami proses litifikasi (pembentukan batuan). Material tersebut menjadi batuan sedimen.
4) Batuan sedimen dan batuan beku mengalami pemanasan dan memperoleh tekanan yang tinggi. Proses tersebut menghasilkan batuan malihan (metamorf).
5) Batuan metamorf ada yang bersinggungan dengan magma. Batuan metamorf yang mengalami pemanasan sangat tinggi tersebut akan meleleh dan berubah kembali menjadi magma.
Demikian proses tersebut terjadi secara terus menerus.
Teori Lokasi Weber dan Christaller
Teori - Teori Lokasi
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis.
Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Lokasi absolut.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta.
2. Lokasi relatif.Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wiayah lain yang ada di sekitarnya.
Ada beberapa teori lokasi antara lain :
1. Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) dari Walter Christaller.
2. Teori Lokasi Industri (Theory of Industrial Location) dari Alfred Weber.
3. Teori Susut dan Ongkos Transpor (Theory of Weight Loss and Transport Cost).
4. Model Gravitasi dan Teori Interaksi (the Interaction Theory) dari Issac Newton.
Selain tokoh di atas masih banyak tokoh-tokoh yang membicarakan tentang teori lokasi antara lain Edgar Hoover, Tord Palandar, August Losch, Melvin Greenhut, Walter Isard.
Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama yaitu membicarakan bagaimana menentukan lokasi industri. Pada pembahasan ini akan dibahas teori lokasi dari Alfred Weber.Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909.
Prinsip teori Weber adalah :“ bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) “.Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :
1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
2. Ketersediaan sunberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat diperlukan dalam industri.
3. Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja.
4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.
5. Persaingan antarkegiatan industri.
6. Manusia itu berpikir rasional.
Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu :
¯ Material.
¯ Konsumsi.
¯ Tenaga Kerja.
Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu :
¯ Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
¯ Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
¯ Jika ada beberapa macam bahan mentah maka sumbernya juga berasal dari beberapa tempat.
Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
Selain teori dari Weber, dalam pembahasan ini juga akan dibahas teori tempat pusat (Central Place Theory) dari Walter Christaller (1933). Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah tentang bagaimana menentukan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota. Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :
¯ Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam.
¯ Lokasi tersebut memiliki jumlah penduduk yang merata.
¯ Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata.
¯ Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa.
Prinsip yang dikemukakan oleh Christaller adalah :
¯ Range.Adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang membeli baju di lokasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat tinggal orang tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju. Apabila jarak ke pasar lebih jauh dari kemampuan jangkauan penduduk yang bersangkutan, maka penduduk cenderung akan mencari barang dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.
¯ Threshold.Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan, yang diperlukan dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang (spatial population distribution).Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar (market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk eilayah tempat pusat (central place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barng dan jasa bagi penduduk sekitarnya. Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi kedua pusat pasar itu.
Keterbatasan system tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala, antara lain :
¯ Jumlah penduduk.
¯ Pola aksesibilitas.
¯ Distribusi.
Perubahan penduduk yang besar akan menjadikan pola tidak menentu terhadap pola segi enam yang seyogyanya terjadi. Keterbatasan aksesibilitas transportasi ke suatu wilayah akan menjadi ke-bias-an pola segi enam, terutama bila terdapat keterbatasan fisik wilayah. Dalam kenyataannya, konsumen atau masyarakat tidak selalu rasional dalam memilih barang atau komoditi yang diinginkan.
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis.
Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Lokasi absolut.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta.
2. Lokasi relatif.Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wiayah lain yang ada di sekitarnya.
Ada beberapa teori lokasi antara lain :
1. Teori Tempat Sentral (Central Place Theory) dari Walter Christaller.
2. Teori Lokasi Industri (Theory of Industrial Location) dari Alfred Weber.
3. Teori Susut dan Ongkos Transpor (Theory of Weight Loss and Transport Cost).
4. Model Gravitasi dan Teori Interaksi (the Interaction Theory) dari Issac Newton.
Selain tokoh di atas masih banyak tokoh-tokoh yang membicarakan tentang teori lokasi antara lain Edgar Hoover, Tord Palandar, August Losch, Melvin Greenhut, Walter Isard.
Dari sekian banyak teori lokasi, pada prinsipnya sama yaitu membicarakan bagaimana menentukan lokasi industri. Pada pembahasan ini akan dibahas teori lokasi dari Alfred Weber.Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909.
Prinsip teori Weber adalah :“ bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal (least cost location) “.Asumsi Weber yang bersifat prakondisi antara lain :
1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya. Keadaan penduduk yang dimaksud adalah menyangkut jumlah dan kualitasnya.
2. Ketersediaan sunberdaya bahan mentah. Invetarisasi sumberdaya bahan mentah sangat diperlukan dalam industri.
3. Upah tenaga kerja. Upah atau gaji bersifat mutlak harus ada dalam industri yakni untuk membayar para tenaga kerja.
4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah.
5. Persaingan antarkegiatan industri.
6. Manusia itu berpikir rasional.
Weber menyusun model yang dikenal dengan sebutan segitiga lokasional (locational triangle). Menurut Weber, untuk menentukan lokasi industri ada tiga faktor penentu yaitu :
¯ Material.
¯ Konsumsi.
¯ Tenaga Kerja.
Ketiga faktor di atas oleh Weber diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Weber juga masih mengajukan beberapa asumsi lagi yaitu :
¯ Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
¯ Lokasi pabrik hanya ada di satu tempat.
¯ Jika ada beberapa macam bahan mentah maka sumbernya juga berasal dari beberapa tempat.
Biaya transportasi menurut Weber tergantung dari dua hal pokok yaitu bobot barang dan jarak yang harus ditempuh untuk mengangkutnya.
Selain teori dari Weber, dalam pembahasan ini juga akan dibahas teori tempat pusat (Central Place Theory) dari Walter Christaller (1933). Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah tentang bagaimana menentukan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kota-kota. Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :
¯ Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam.
¯ Lokasi tersebut memiliki jumlah penduduk yang merata.
¯ Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transpor dan komunikasi yang merata.
¯ Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa.
Prinsip yang dikemukakan oleh Christaller adalah :
¯ Range.Adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang membeli baju di lokasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat tinggal orang tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju. Apabila jarak ke pasar lebih jauh dari kemampuan jangkauan penduduk yang bersangkutan, maka penduduk cenderung akan mencari barang dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.
¯ Threshold.Adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan, yang diperlukan dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang (spatial population distribution).Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar (market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk eilayah tempat pusat (central place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barng dan jasa bagi penduduk sekitarnya. Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi kedua pusat pasar itu.
Keterbatasan system tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala, antara lain :
¯ Jumlah penduduk.
¯ Pola aksesibilitas.
¯ Distribusi.
Perubahan penduduk yang besar akan menjadikan pola tidak menentu terhadap pola segi enam yang seyogyanya terjadi. Keterbatasan aksesibilitas transportasi ke suatu wilayah akan menjadi ke-bias-an pola segi enam, terutama bila terdapat keterbatasan fisik wilayah. Dalam kenyataannya, konsumen atau masyarakat tidak selalu rasional dalam memilih barang atau komoditi yang diinginkan.
Sabtu, 23 Januari 2010
CIRI – CIRI NEGARA BERKEMBANG
Ø Beberapa aspek yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan:
1. Laju peningkatan pendapatan
2. Laju penurunan angka kemiskinan
3. Laju penurunan ketimpangan pendapatan/penerimaan
4. Laju penurunan kesenjangan harapan hidup
5. Penurunan angka kematian bayi
6. Laju penurunan angka buta huruf
7. Laju pertumbuhan penduduk
8. Laju penurunan angka pengangguran
Ø Pengelompokan negara berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakatnya:
a. Negara maju (Developed Countries) yaitu Negara-negara yang pendapatan perkapitanya melebihi US$2000, misalnya Negara-negara di Eropa barat, Eropa timur, Amerika utara, Australia, Jepang
b. Negara Berkembang (Developing Countries) yaitu Negara-negara yang pendapatan perkapitanya antara US$350 s/d US$2000, misalnya Negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika latin, diperkirakan 2/3 penduduk dunia berada di negara berkembang.
c. Negara Miskin (Poor Countries) yaitu Negara negara yang pendapatan per kapitanya di bawah US$350, misalnya Kenya, Rwanda, Ethiopia.
Ø Ciri-ciri umum negara berkembang:
a. Produsen barang-barang primer (Bahan-bahan makanan), penghasilan nasional terbesarnya dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan. Sedangkan negara maju merupakan produsen barang sekunder (industri, pertambangan, bangunan, dan jasa) dan sektor produksi tersier (angkutan, kesehatan, listrik).
b. Permasalahan kependudukan:
- Pengangguran
- Kenaikan jumlah penduduk yang pesat
- Menurunnya tingkat konsumsi rata-rata
c. Sumber alam yang belum banyak diolah karena kekurangan modal, dan tenaga ahli.
d. Masih terbelakang ditandai dengan mobilisasi yang rendah.
e. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi baik pengangguran semu maupun pengangguran terbuka.
f. Tingkat pendidikan yang relatif rendah.
g. Tingkat kesehatan yang relatif rendah.
Ø Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :
a. Akumulasi modal
Investasi dalam bentuk tabungan investasi sarana infrastruktur, jalan, listrik, pelabuhan, jembatan-jembatan, sarana angkutan.
b. Kemajuan teknologi
Untuk negara berkembang yang tepat adalah teknologi yang dapat menghemat modal
c. Perkembangan penduduk
Perkembangan penduduk yang pesat jika tidak diiringi dengan lapangan kerja yang cukup maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
PERSOALAN – PERSOALAN DASAR DALAM PROSES PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG
A. Permasalahan-Permasalahan Pokok Yang Dihadapi Oleh Negara-Negara Berkembang Dalam Proses Pembangunan, Yaitu:
1. Kemiskinan
2. Permodalan
3. Pemerataan pendapatan/ketimpangan
4. Perkembangan penduduk
5. Kesempatan kerja
6. Pendidikan
7. Penguasaan teknologi
8. Budaya/adat istiadat, kepercayaan
9. Stabilitas politik
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan di Negara-negara Berkembang:
1. Faktor ekonomi:
a. Akumulasi modal
b. Perkembangan Penduduk
c. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
a) Teknologi padat modal
b) Teknologi padat karya, seperti: Teknologi tepat guna pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan.
2. Faktor non Ekonomi:
a. Keadaan sosial budaya ( sistem kasta, kepercayaan)
b. Keadaan politik keamanan.
C. Syarat-Syarat Agar Proses Pembangunan Dapat Berlangsung Menurut Baldwin & Meier
1. Kekuatan dari dalam (Indegenous force)
Adalah kekuatan dari dalam masyarakat itu sendiri untuk berusaha memperbaiki nasibnya. Kekuatan-kekuatan dari luar masyarakat sebagai pendorong kehendak untuk berkembang (Penunjang). Misalnya dengan cara memberi fasilitas kredit bagi petani dan pengusaha kecil, mengurangi monopoli, pengembangan teknologi tepat guna.
2. Pengumpulan modal (Akumulasi modal)
Misalnya melalui kenaikan volume tabungan rill sehingga sumber-sumber uang yang semula untuk konsumtif dapat diarahkan pada tujuan produktif, jadi pembangunan ekonomi tidak sekedar menaikan permintaan uang, akan tetapi harus dapat meningkatkan output rill, untuk dapat memperkirakan kapital yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Perkiraan pertambahan penduduk
b. Target pendapatan perkapita, jika pendapatan perkapita akan dinaikan maka akumulasi kapital harus dinaikan, ini berarti investasi harus ditingkatkan misalnya, dengan cara sebagai berikut:
a) Menaikan pajak pembatasan inpor barang-barang konsumsi, bila mungkin inpor barang kapital.
b) Pinjaman dari luar negeri
c) Meningkatkan ekspor hasilnya diinvestasikan di dalam negeri
c. Angka rasio pertambahan antara investasi dengan output.
3. Kriteria dan arah investasi
Kriteria investasi bersifat dinamis sesuai dengan dinamika suatu masyarakat, beberapa prinsip untuk menentukan kriteria investasi sebagai berikut:
a. Investasi digunakan terhadap bidang yang paling produktif.
b. Investasi harus dijalankan dalam bidang padat karya.
c. Selektif, investasi diarahkan pada bidang-bidang yang dapat menghasilkan barang kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat, ada dua bentuk investasi yakni investasi padat modal dan investasi padat karya.
4. Penyerapan Kapital dan Stabilitas
Setiap negara mempunyai kemampuan penyerapan kapital yang berbeda, ini disebabkan oleh :
a. Penguasaan teknologi
b. Ketersediaan tenaga ahli
c. Tingkat mobilitas geografi/perluasan pasar
D. Hambatan-Hambatan Pada Proses Pembangunan
a) Ledakan penduduk (dampak positif dan dampak negatif) Menurut Adam Smith akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk dan pada akhirnya dimenangkan oleh tingkat perkembangan penduduk.
b) Tingkat pembentukan modal yang rendah di negara berkembang biasanya merupakan masalah yang berupa lingkaran yang tak berujung.
c) Tingkat pendidikan, ini akan mempengaruhi pada kualitas angkatan kerja (tenaga ahli).
d) Pola hidup yang konsumtif
e) Sikap-sikap sosial, politik, budaya.
Menurut Lha Myntz (1964) secara tegas menegaskan bahwa ekspor Negara-negara berkembang tidak dapat diandalkan sebagai “engine of growth” bagi negara berkembang, hal ini didasarkan pada pemikiran:
a. Sektor ekspor berorientasi pada kepentingan negara induknya.
b. Kebijakan penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut kurang mendorong bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut, hal ini terlihat pada:
- Tingkat upah yang rendah
- Sifat pekerjaan yang tidak dapat meningkatkan karier
Struktur ekspor dari Negara-negara berkembang dikatakan sebagai struktur ekonomi “Kolonial” yaitu suatu struktur ekspor yang memiliki ciri sebagai berikut:
a. Sebagian besar kondisi ekspor merupakan bahan mentah (hasil industri primer) seperti bahan-bahan dari produk pertanian, pertambangan, kehutanan, perikanan.
b. Jenis komoditi ekspor yang terbatas seperti karet, kina, kakau, sawit, kopra, teh, bauksit.
c. Sektor ekspor tersebut pada mulanya dikembangkan oleh pengusaha-pengusaha yang berasal dari negara penjajahnya.
Hal ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam hubungan ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju seperti yang dikemukakan oleh “Myrdal” bahwa ketidakseimbangan hubungan ekonomi ini akan menyebabkan mengalirnya modal dari negara berkembang ke negara maju, sehingga negara berkembang akan sulit untuk meningkatkan taraf ekonominya, sementara negara maju akan semakin mapan tarap ekonominya. Hal ini akan berdampak pada neraca pembayaran utang negara berkembang karena volume ekspor menjadi lebih lambat dibanding dengan volume inpor yang bersal dari negara maju. Demikian menurut “Prebisch – Singer”.
PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN
A. Gambaran Umum Negara Berkembang Dan Negara Maju
Struktur ekonomi negara maju sangat berbeda dibanding dengan negara berkembang, kegiatan ekonomi negara berkembang sangat bertumpu pada kegiatan sektor pertanian, sedangkan negara maju kegiatan ekonominya berpusat pada sektor industri, di negara berkembang sektor pertanian memberikan sumbangan yang lebih besar kepada Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan sektor industri, sedangkan di negara maju kebalikannya, rendahnya peran pertanian dan tingginya peran industri terhadap Produk Nasional Bruto (PNB) di negara maju disebabkan oleh tingkat pembangunan yang lebih tinggi dibanding dengan negara berkembang.
Di negara maju maupun berkembang sektor jasa memegang peran penting di dalam pertumbuhan ekonomi, di Negara-negara berkembang sektor jasa memberi sumbangan 40-60% pada PDB, di negara maju peran sektor ini lebih tinggi lagi yakni 40-70%.
Dari segi pengadaan kesempatan kerja di negara berkembang sektor pertanian menampung 50-80% dari seluruh tenaga kerja yang ada. Di negara maju sektor pertanian memberikan kesempatan kerja tidak lebih dari 16 % dari seluruh angkatan kerja yang ada.
Di sektor industri negara berkembang memberi kesempatan kerja 20% kepada seluruh tenaga kerja yang ada, sedangkan di negara maju sektor industri memberi kesempatan kerja 30-40 %
Terlalu terpusatnya kegiatan ekonomi pada sektor pertanian yang produktivitasnya rendah merupakan salah satu penyebab rendahnya pendapatan nasional negara berkembang. Faktor – faktor rendahnya produktivitas sektor pertanian di negara berkembang, yaitu:
a. Kekurangan peralatan pertanian
b. Cara bercocok tanam yang masih tradisional
c. Input modernisasi yang rendah
d. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan Pendidikan yang masih rendah
e. Kurangnya modal
B. Perubahan Struktur Ekonomi Dalam Proses Pembangunan
Dalam proses pembangunan ekonomi akan terjadi perubahan struktur ekonomi suatu negara perubahan tersebut dapat dilihat dari besar kecilnya peran sektor sektor pembangunan pada PDB suatu negara, untuk mengetahui corak perubahan struktur ekonomi dalam perkembangan ekonomi dimasa lalu yang dialami Negara-negara maju sekarang, seorang ahli ekonomi (Kuznet) telah mengumpulkan data peran berbagai sektor terhadap pertumbuhan produksi nasional di 5 negara maju sebagai berikut:
Negara
Tahun
Sektor
Pertanian
Industri
Jasa
Inggris
1801
1841
1907
1955
32
22
6
5
23
34
46
56
45
44
48
39
Perancis
1825
1872
1908
1962
50
42
35
9
25
30
37
52
25
28
28
39
Jerman
1860
1905
1959
32
18
7
24
39
52
44
43
41
Belanda
1913
1938
1962
16
7
9
33
40
51
51
53
40
Amerika Serikat
1869
1929
1961
20
9
4
40
42
43
48
49
53
Dari tabel tersebut dapat diamati bahwa:
a. Penurunan peran sektor pertanian pada produksi nasional dari 20% s/d 50% menjadi 4% s/d 9%.
b. Peran sektor Industri mengalami penaikan dari awal observasi 23% s/d 40% menjadi 43 s/d 56%.
c. Peran sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak mengalami perubahan yang signifikan dan perubahan tersebut tidak konsisten.
C. Gambaran Transisi Demografi
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang di dalam menumbuhkan perekonomiannya adalah masalah penduduk, disatu sisi pesatnya pertumbuhan penduduk dapat menyediakan tenaga kerja yang melimpah dan potensi pasar yang cukup, tetapi di sisi lain negara berkembang mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam menyediakan lapangan kerja baru, akibat dari masalah ini maka timbul masalah-masalah sebagai berikut:
a. Penambahan angka pengangguran
b. Meningkatnya angka kriminalitas
c. Urbanisasi
Berdasarkan tingkat perkembangan penduduknya negara berkembang dibagi menjadi tiga fase, yakni:
a. Fase pertama fase dimana tingkat perkembangan penduduk lambat dimana tingkat kelahiran dan tingkat kematian tinggi sehingga perkembangan penduduk lambat.
b. Fase kedua yang ditandai oleh menurunnya tingkat kematian angka kelahiran tetap tinggi, yang menyebabkan turunnya angka kematian adalah adanya kemajuan dibidang kedokteran, luasnya pelayanan kesehatan, gizi lebih baik, stabilitas keamanan sehingga timbul ledakan penduduk.
c. Fase ketiga yang ditandai dengan pertambahan penduduk yang lambat hal ini disebabkan angka kelahiran yang tidak terlalu tinggi dan angka kematian cukup rendah .
MODEL PENDEKATAN PEMBANGUNAN ALTERNATIF
Untuk mengantisipasi kegagalan strategi konvensional maka perlu strategi pembangunan alternatif sebagai berikut:
1. Model pembangunan penciptaan lapangan kerja misalnya dengan mendorong teknik-teknik produksi yang padat karya.
2. Model pendekatan penyaluran investasi untuk penduduk miskin misalnya dengan pendidikan, kesehatan, kredit.
3. Model pendekatan pembangunan yang berorientasi pada anti kemiskinan, yaitu strategi yang dalam perencanaannya memperhatikan kelompok masyarakat miskin dengan mengutamakan program penyiapan sumber daya manusia, perhatian pada penyiapan sumber daya manusia ini akan mengakibatkan pertumbuhan angka PNB yang lamban, hal ini akan menimbulkan potensi ketegangan sosial, keresahan dan kesetabilan politik, oleh karena itu model ini sangat cocok bagi negara dengan pemerintahan yang kuat. Sesudah modal sumber daya manusianya siap, baru diikuti oleh strategi Industrialisasi yang padat karya.
4. Model pendekatan pembangunan sektor pertanian
Dalam pendekatan ini, sektor pertanian harus mampu menyediakan barang-barang dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kemudian sektor pertanian harus dapat menyediakan lapangan kerja, misalnya dengan perubahan teknik produksi dalam pertanian terutama dibidang: bibit baru, pupuk, irigasi pemberantasan hama dan sebagainya.
5. Model strategi pembangunan yang mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seluruh penduduk yakni: Pangan, sandang, perumahan, dan kesehatan sehingga sasaran utama dari strategi ini adalah menyediakan kebutuhan pokok seluruh penduduk dan penyediaan jasa umum dasar penduduk yakni: fasilitas kesehatan, pendidikan, air bersih, angkutan dan kebudayaan di samping dua sasaran tersebut strategi ini juga memiliki sasaran-sasaran berikut:
a. Hak atas mendapatkan pekerjaan yang layak dan produktif sehingga setiap penduduk memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
b. Prasarana yang mampu menunjang penyediaan barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup penduduk.
c. Partisipasi seluruh penduduk.
Ø Terdapat tiga kebutuhan dasar dalam pendekatan pembangunan alternatif, yaitu :
a. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
b. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan yang produktif dan kontinu.
c. Kebutuhan dasar untuk meningkatkan mutu kehidupan yang bersifat materi dan non materi.
Di negara kita di dalam melaksanakan GBHN, kita mengenal program yang digulirkan pemerintah orba untuk mencapai pemerataan pembangunan, yakni 4 jalur pemerataan:
a. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat banyak ( Pangan, Sandang, Papan)
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesehatan.
c. Pemerataan kesempatan kerja
d. Pemerataan pada partisipasi dalam pembangunan.
v Penilaian Dan Pengukuran Pemerataan
§ Kemiskinan Absolut
Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Moris (1973) berhasil mengungkapkan bahwa di negara-negara berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan dalam ketimpangan relatif tetapi juga masalah kenaikan angka kemiskinan absolut yaitu suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Menurut Prof. Sayogyo klasifikasi tentang penggolongan penduduk miskin yang didasarkan pada banyak beras yang dapat dibeli oleh satu orang penduduk di daerah pedesaan: :
a. Pengeluaran perkapita per tahun < 320 Kg EB, ini tergolong miskin
b. Pengeluaran perkapita per tahun < 240 Kg EB, ini tergolong miskin sekali
c. Pengeluaran perkapita per tahun <180 Kg EB, sebagai kelompok penduduk paling miskin.
Hasil penelitian Prof. Sayogyo tentang persentase penduduk pedesaan yang miskin di Pulau Jawa dan Madura pada tahun 1970 s/d 1976 pada tabel berikut:
Garis Kemiskinan (EB)
1970
1976
Jumlah (Juta)
Persen
Jumlah (Juta)
Persen
Miskin (320 Kg)
38,0
61
40,5
58,6
Miskin Sekali (240 Kg)
24,6
39,5
27,5
39,8
Paling miskin (180 Kg)
13,6
20,9
17,2
25,6
Didasarkan pada penetapan garis kemiskinan US$ 125 per kapita/tahun di kota dan US$ 95 perkapita/tahun untuk di pedesaan.
Studi lain tentang pemerataan pendapatan yang dilakukan oleh Arie Lastario (1983) yang menggolongkan daerah-daerah kemiskinan di Indonesia atas dasar tinggi rendahnya nilai kebutuhan hidup per kapita atas dasar ukuran tersebut daerah kecamatan digolongkan menjadi 4 golongan, yakni:
a. Daerah miskin sekali daerah dengan pendapatan perkapita antara ≤ 75% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
b. Daerah Miskin daerah dengan pendapatan perkapitanya antara 76 s/d 125% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
c. Daerah hampir miskin yaitu daerah yang pendapatan perkapitanya antara 126% s/d 200% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
d. Daerah tidak miskin daerah dengan pendapatan perkapitanya lebih dari 200% dari kebutuhan hidup minimum.
v Ketimpangan pembagian pendapatan dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Pembagian pendapatan antara golongan pendapatan atau ketimpangan relatif
b. Pembagian pendapatan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
c. Pembagian pendapatan antar daerah.
PEMBANGUNAN EKONOMI PADA NEGARA-NEGARA DALAM KEADAAN PENAWARAN TENAGA KERJA YANG MELIMPAH
1. Mengatasi Masalah Tenaga Kerja Setengah Menganggur
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa Negara-negara berkembang menghadapi masalah penduduk, masalah tersebut antara lain:
a. Perkembangan penduduk yang sangat pesat
b. Struktur umur yang berat sebelah yaitu berat sebelah kepada penduduk dibawah umur (kurang dari 15 tahun)
c. Arus perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota-kota semakin deras
d. Masalah pengangguran yang semakin serius
Tingkat perkembangan penduduk yang semakin cepat mengakibatkan proporsi penduduk yang berusia muda membesar dan proporsi jumlah penduduk dalam usia produktif (15-59) tahun, semakin kecil keadaan ini mengakibatkan semakin beratnya beban penduduk usia produktif karena harus bekerja untuk semua penduduk yang jumlahnya semakin besar.
Masalah lain akibat pesatnya jumlah penduduk yaitu masalah pengangguran, hal ini timbul karena negara membuka lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, maka tenaga kerja yang baru yang tidak memperoleh pekerjaan akan menambah jumlah pengangguran yang telah terjadi pada masa sebelumnya, sehingga hal ini menjadi masalah yang serius yang dihadapi oleh negara berkembang.
Disamping pengangguran terbuka (Open un employment) yaitu pengangguran yang sepenuhnya menganggur, juga dihadapkan pada penganguran tersembunyi (Close un employment) yaitu pengguran yang tidak dapat memanfaatkan waktu yang ada secara optimal untuk melakukan kegiatan produktif.
Di negara berkembang yang penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian maka sebagian besar pertambahan penduduknya pun di sektor pertanian, dibeberapa negara berkembang pertambahan penduduk ini diimbangi dengan perluasan lahan pertanian, akan tetapi disebagian besar negara berkembang hal ini tidak terjadi, hal ini disebabkan oleh :
· Tanah pertanian sudah sangat terbatas
· Tanah ada tapi tidak memiliki cukup dana untuk membuat tanah tersebut menjadi lahan pertanian.
Untuk mengatasi masalah pengangguran di sektor pertanian ini dapat dilakukan berbagai cara antara lain:
a. Memperluas lahan pertanian
b. Mengembangkan sektor industri yang dapat menampung kelebihan penduduk di sektor pertanian.
c. Memperlambat laju pertumbuhan penduduk
Usaha memperluas lahan pertanian merupakan solusi mengatasi pengangguran sektor pertanian bagi negara-negara yang mempunyai cukup dana untuk melakukannya, misalnya dengan memindahkan penduduk dengan program transmigrasi dengan solusi ini beberapa masalah dapat dipecahkan antara lain:
· Memecahkan masalah kependudukan
· Memperluas lahan pertanian/perkebunan
· Memperluas kesempatan kerja
· Membantu daerah yang kekurangan tenaga kerja
Usaha lain untuk mengatasi pengangguran di sektor pertanian adalah mengembangkan sektor industri yang dapat mengolah bahan-bahan hasil pertanian, semakin berkembangnya sektor industri pengolahan bahan hasil pertanian maka akan memberi solusi berupa:
§ Memperluas pemasaran barang tersebut
§ Membuka lapangan kerja baru (masalah transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri)
Usaha lain mengatasi pengangguran yaitu dengan menghilangakan penyebab pengangguran, karena pengangguran timbul karena tidak seimbangnya tenaga kerja dengan lapangan kerja dan hal ini sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga masalah pengangguran dapat diatasi dengan menekan pertambahan penduduk yaitu dengan cara:
- Penundaan umur kawin
- Memperpanjang jarak antar kelahiran
- Membatasi jumlah anak yang dilahirkan.
2. Perkembangan Ekonomi Dalam Keaadaan Penawaran Kerja Yang Melimpah
Hambatan pembangunan ekonomi yang lain adalah kurangnya modal, kekayaan alam serta penguasaan IPTEK yang dihadapi negara- negara berkembang, dalam analisisnya tentang proses pembangunan dalam perekonomian yang menghadapi kelebihan tenaga kerja “Lewis “ menyorotinya dari 3 sisi yaitu:
a. Analisis tentang proses pembangunan
b. Analisis tentang faktor-faktor utama yang memungkinkan tingkat penanaman modal menjadi bertambah tinggi dalam proses pembangunan
c. Analisis tentang faktor-faktor yang menyebabkan proses pembangunan terhenti.
Proses pembangunan didasarkan pada beberapa anggapan yang terdapat dalam teori klasik, yaitu:
1) Para pengusaha selalu berusaha memaksimumkan keuntungan
2) Keuntungan maksimum akan tercapai apabila tingkat upah sama dengan tingkat produk marginal (marginal produk)
3) Selama penawaran tenaga kerja jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan tingkat upah tidak akan mengalami perubahan.
Dalam analisis Lewis perekonomian dibedakan dalam dua sector, yakni:
v Sektor Subsistem
v Sektor Kapitalis
Sektor sub sistem adalah sektor ekonomi yang kegiatan utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masing-masing keluarga, upah yang diterima tenaga kerja di sektor subsistem mencapai tingkat yang memungkinkan para pekerja tersebut mempertahankan hidup keluarganya (tinggkat upah subsistem).
Di sektor kapitalis tingkat upah lebih tinggi daripada tingkat upah di sektor subsistem, yang disebabkan oleh:
§ Tuntutan sosial
§ Adanya desakan dari pihak lain (serikat buruh)
Proses pembangunan dimulai dengan adanya penanaman kembali keuntungan yang diperoleh di sektor kapitalis, kegiatan ini akan menciptakan lapangan kerja disektor kapitalis, produksi di sektor kapitalis meningkat, proses ini terjadi berulang-ulang sehingga keuntungan sektor kapitalis makin besar, tenaga kerja di sektor kapitalis juga semakin besar dan akhirnya kelebihan tenaga kerja di sektor ini tidak ada lagi.
Selanjutnya analisis tentang faktor-faktor memungkinkan penanaman modal yang semakin tinggi selama proses pembangunan, faktor tersebut adalah adanya tingkat tabungan yang semakin besar selama proses pembangunan. Pada permulaan pembangunan sebagian besar dari pendapatan nasional berasal dari sektor tradisional (subsistem).
Maka selama proses pertumbuhan ekonomi pendapatan nasional yang diperoleh dari sektor pertanian tetap jumlahnya, berarti pembangunan ekonomi yang terjadi semata-mata ditimbulkan oleh sektor kapitalis yang menyebabkan perannya dalam menciptakan pendapatan nasional semakin besar proses pembangunan terjadi, dengan demikian keuntungan pun semakin besar sehingga penanaman modalpun akan semakin besar.
Analisis terakhir adalah analisis faktor-faktor yang menyebababkan terhentinya proses pembangunan. Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya proses pembangunan adalah habisnya kelebihan tenaga kerja dalam perekonomian, proses pembangunan dapat pula berhenti walaupun kelebihan tenaga kerja masih ada jika ada faktor-faktor yang menyebabkan naiknya tingkat upah, kenaikan tingkat upah akan mengurangi keuntungan sektor kapitalis dan selanjutnya akan menurunkan kemampuan pengusaha untuk menanamkan modalnya.
Ø Beberapa aspek yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan:
1. Laju peningkatan pendapatan
2. Laju penurunan angka kemiskinan
3. Laju penurunan ketimpangan pendapatan/penerimaan
4. Laju penurunan kesenjangan harapan hidup
5. Penurunan angka kematian bayi
6. Laju penurunan angka buta huruf
7. Laju pertumbuhan penduduk
8. Laju penurunan angka pengangguran
Ø Pengelompokan negara berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakatnya:
a. Negara maju (Developed Countries) yaitu Negara-negara yang pendapatan perkapitanya melebihi US$2000, misalnya Negara-negara di Eropa barat, Eropa timur, Amerika utara, Australia, Jepang
b. Negara Berkembang (Developing Countries) yaitu Negara-negara yang pendapatan perkapitanya antara US$350 s/d US$2000, misalnya Negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika latin, diperkirakan 2/3 penduduk dunia berada di negara berkembang.
c. Negara Miskin (Poor Countries) yaitu Negara negara yang pendapatan per kapitanya di bawah US$350, misalnya Kenya, Rwanda, Ethiopia.
Ø Ciri-ciri umum negara berkembang:
a. Produsen barang-barang primer (Bahan-bahan makanan), penghasilan nasional terbesarnya dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan. Sedangkan negara maju merupakan produsen barang sekunder (industri, pertambangan, bangunan, dan jasa) dan sektor produksi tersier (angkutan, kesehatan, listrik).
b. Permasalahan kependudukan:
- Pengangguran
- Kenaikan jumlah penduduk yang pesat
- Menurunnya tingkat konsumsi rata-rata
c. Sumber alam yang belum banyak diolah karena kekurangan modal, dan tenaga ahli.
d. Masih terbelakang ditandai dengan mobilisasi yang rendah.
e. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi baik pengangguran semu maupun pengangguran terbuka.
f. Tingkat pendidikan yang relatif rendah.
g. Tingkat kesehatan yang relatif rendah.
Ø Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :
a. Akumulasi modal
Investasi dalam bentuk tabungan investasi sarana infrastruktur, jalan, listrik, pelabuhan, jembatan-jembatan, sarana angkutan.
b. Kemajuan teknologi
Untuk negara berkembang yang tepat adalah teknologi yang dapat menghemat modal
c. Perkembangan penduduk
Perkembangan penduduk yang pesat jika tidak diiringi dengan lapangan kerja yang cukup maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
PERSOALAN – PERSOALAN DASAR DALAM PROSES PEMBANGUNAN DI NEGARA BERKEMBANG
A. Permasalahan-Permasalahan Pokok Yang Dihadapi Oleh Negara-Negara Berkembang Dalam Proses Pembangunan, Yaitu:
1. Kemiskinan
2. Permodalan
3. Pemerataan pendapatan/ketimpangan
4. Perkembangan penduduk
5. Kesempatan kerja
6. Pendidikan
7. Penguasaan teknologi
8. Budaya/adat istiadat, kepercayaan
9. Stabilitas politik
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan di Negara-negara Berkembang:
1. Faktor ekonomi:
a. Akumulasi modal
b. Perkembangan Penduduk
c. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
a) Teknologi padat modal
b) Teknologi padat karya, seperti: Teknologi tepat guna pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan.
2. Faktor non Ekonomi:
a. Keadaan sosial budaya ( sistem kasta, kepercayaan)
b. Keadaan politik keamanan.
C. Syarat-Syarat Agar Proses Pembangunan Dapat Berlangsung Menurut Baldwin & Meier
1. Kekuatan dari dalam (Indegenous force)
Adalah kekuatan dari dalam masyarakat itu sendiri untuk berusaha memperbaiki nasibnya. Kekuatan-kekuatan dari luar masyarakat sebagai pendorong kehendak untuk berkembang (Penunjang). Misalnya dengan cara memberi fasilitas kredit bagi petani dan pengusaha kecil, mengurangi monopoli, pengembangan teknologi tepat guna.
2. Pengumpulan modal (Akumulasi modal)
Misalnya melalui kenaikan volume tabungan rill sehingga sumber-sumber uang yang semula untuk konsumtif dapat diarahkan pada tujuan produktif, jadi pembangunan ekonomi tidak sekedar menaikan permintaan uang, akan tetapi harus dapat meningkatkan output rill, untuk dapat memperkirakan kapital yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Perkiraan pertambahan penduduk
b. Target pendapatan perkapita, jika pendapatan perkapita akan dinaikan maka akumulasi kapital harus dinaikan, ini berarti investasi harus ditingkatkan misalnya, dengan cara sebagai berikut:
a) Menaikan pajak pembatasan inpor barang-barang konsumsi, bila mungkin inpor barang kapital.
b) Pinjaman dari luar negeri
c) Meningkatkan ekspor hasilnya diinvestasikan di dalam negeri
c. Angka rasio pertambahan antara investasi dengan output.
3. Kriteria dan arah investasi
Kriteria investasi bersifat dinamis sesuai dengan dinamika suatu masyarakat, beberapa prinsip untuk menentukan kriteria investasi sebagai berikut:
a. Investasi digunakan terhadap bidang yang paling produktif.
b. Investasi harus dijalankan dalam bidang padat karya.
c. Selektif, investasi diarahkan pada bidang-bidang yang dapat menghasilkan barang kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat, ada dua bentuk investasi yakni investasi padat modal dan investasi padat karya.
4. Penyerapan Kapital dan Stabilitas
Setiap negara mempunyai kemampuan penyerapan kapital yang berbeda, ini disebabkan oleh :
a. Penguasaan teknologi
b. Ketersediaan tenaga ahli
c. Tingkat mobilitas geografi/perluasan pasar
D. Hambatan-Hambatan Pada Proses Pembangunan
a) Ledakan penduduk (dampak positif dan dampak negatif) Menurut Adam Smith akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk dan pada akhirnya dimenangkan oleh tingkat perkembangan penduduk.
b) Tingkat pembentukan modal yang rendah di negara berkembang biasanya merupakan masalah yang berupa lingkaran yang tak berujung.
c) Tingkat pendidikan, ini akan mempengaruhi pada kualitas angkatan kerja (tenaga ahli).
d) Pola hidup yang konsumtif
e) Sikap-sikap sosial, politik, budaya.
Menurut Lha Myntz (1964) secara tegas menegaskan bahwa ekspor Negara-negara berkembang tidak dapat diandalkan sebagai “engine of growth” bagi negara berkembang, hal ini didasarkan pada pemikiran:
a. Sektor ekspor berorientasi pada kepentingan negara induknya.
b. Kebijakan penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut kurang mendorong bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut, hal ini terlihat pada:
- Tingkat upah yang rendah
- Sifat pekerjaan yang tidak dapat meningkatkan karier
Struktur ekspor dari Negara-negara berkembang dikatakan sebagai struktur ekonomi “Kolonial” yaitu suatu struktur ekspor yang memiliki ciri sebagai berikut:
a. Sebagian besar kondisi ekspor merupakan bahan mentah (hasil industri primer) seperti bahan-bahan dari produk pertanian, pertambangan, kehutanan, perikanan.
b. Jenis komoditi ekspor yang terbatas seperti karet, kina, kakau, sawit, kopra, teh, bauksit.
c. Sektor ekspor tersebut pada mulanya dikembangkan oleh pengusaha-pengusaha yang berasal dari negara penjajahnya.
Hal ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam hubungan ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju seperti yang dikemukakan oleh “Myrdal” bahwa ketidakseimbangan hubungan ekonomi ini akan menyebabkan mengalirnya modal dari negara berkembang ke negara maju, sehingga negara berkembang akan sulit untuk meningkatkan taraf ekonominya, sementara negara maju akan semakin mapan tarap ekonominya. Hal ini akan berdampak pada neraca pembayaran utang negara berkembang karena volume ekspor menjadi lebih lambat dibanding dengan volume inpor yang bersal dari negara maju. Demikian menurut “Prebisch – Singer”.
PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN
A. Gambaran Umum Negara Berkembang Dan Negara Maju
Struktur ekonomi negara maju sangat berbeda dibanding dengan negara berkembang, kegiatan ekonomi negara berkembang sangat bertumpu pada kegiatan sektor pertanian, sedangkan negara maju kegiatan ekonominya berpusat pada sektor industri, di negara berkembang sektor pertanian memberikan sumbangan yang lebih besar kepada Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan sektor industri, sedangkan di negara maju kebalikannya, rendahnya peran pertanian dan tingginya peran industri terhadap Produk Nasional Bruto (PNB) di negara maju disebabkan oleh tingkat pembangunan yang lebih tinggi dibanding dengan negara berkembang.
Di negara maju maupun berkembang sektor jasa memegang peran penting di dalam pertumbuhan ekonomi, di Negara-negara berkembang sektor jasa memberi sumbangan 40-60% pada PDB, di negara maju peran sektor ini lebih tinggi lagi yakni 40-70%.
Dari segi pengadaan kesempatan kerja di negara berkembang sektor pertanian menampung 50-80% dari seluruh tenaga kerja yang ada. Di negara maju sektor pertanian memberikan kesempatan kerja tidak lebih dari 16 % dari seluruh angkatan kerja yang ada.
Di sektor industri negara berkembang memberi kesempatan kerja 20% kepada seluruh tenaga kerja yang ada, sedangkan di negara maju sektor industri memberi kesempatan kerja 30-40 %
Terlalu terpusatnya kegiatan ekonomi pada sektor pertanian yang produktivitasnya rendah merupakan salah satu penyebab rendahnya pendapatan nasional negara berkembang. Faktor – faktor rendahnya produktivitas sektor pertanian di negara berkembang, yaitu:
a. Kekurangan peralatan pertanian
b. Cara bercocok tanam yang masih tradisional
c. Input modernisasi yang rendah
d. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan Pendidikan yang masih rendah
e. Kurangnya modal
B. Perubahan Struktur Ekonomi Dalam Proses Pembangunan
Dalam proses pembangunan ekonomi akan terjadi perubahan struktur ekonomi suatu negara perubahan tersebut dapat dilihat dari besar kecilnya peran sektor sektor pembangunan pada PDB suatu negara, untuk mengetahui corak perubahan struktur ekonomi dalam perkembangan ekonomi dimasa lalu yang dialami Negara-negara maju sekarang, seorang ahli ekonomi (Kuznet) telah mengumpulkan data peran berbagai sektor terhadap pertumbuhan produksi nasional di 5 negara maju sebagai berikut:
Negara
Tahun
Sektor
Pertanian
Industri
Jasa
Inggris
1801
1841
1907
1955
32
22
6
5
23
34
46
56
45
44
48
39
Perancis
1825
1872
1908
1962
50
42
35
9
25
30
37
52
25
28
28
39
Jerman
1860
1905
1959
32
18
7
24
39
52
44
43
41
Belanda
1913
1938
1962
16
7
9
33
40
51
51
53
40
Amerika Serikat
1869
1929
1961
20
9
4
40
42
43
48
49
53
Dari tabel tersebut dapat diamati bahwa:
a. Penurunan peran sektor pertanian pada produksi nasional dari 20% s/d 50% menjadi 4% s/d 9%.
b. Peran sektor Industri mengalami penaikan dari awal observasi 23% s/d 40% menjadi 43 s/d 56%.
c. Peran sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak mengalami perubahan yang signifikan dan perubahan tersebut tidak konsisten.
C. Gambaran Transisi Demografi
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang di dalam menumbuhkan perekonomiannya adalah masalah penduduk, disatu sisi pesatnya pertumbuhan penduduk dapat menyediakan tenaga kerja yang melimpah dan potensi pasar yang cukup, tetapi di sisi lain negara berkembang mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam menyediakan lapangan kerja baru, akibat dari masalah ini maka timbul masalah-masalah sebagai berikut:
a. Penambahan angka pengangguran
b. Meningkatnya angka kriminalitas
c. Urbanisasi
Berdasarkan tingkat perkembangan penduduknya negara berkembang dibagi menjadi tiga fase, yakni:
a. Fase pertama fase dimana tingkat perkembangan penduduk lambat dimana tingkat kelahiran dan tingkat kematian tinggi sehingga perkembangan penduduk lambat.
b. Fase kedua yang ditandai oleh menurunnya tingkat kematian angka kelahiran tetap tinggi, yang menyebabkan turunnya angka kematian adalah adanya kemajuan dibidang kedokteran, luasnya pelayanan kesehatan, gizi lebih baik, stabilitas keamanan sehingga timbul ledakan penduduk.
c. Fase ketiga yang ditandai dengan pertambahan penduduk yang lambat hal ini disebabkan angka kelahiran yang tidak terlalu tinggi dan angka kematian cukup rendah .
MODEL PENDEKATAN PEMBANGUNAN ALTERNATIF
Untuk mengantisipasi kegagalan strategi konvensional maka perlu strategi pembangunan alternatif sebagai berikut:
1. Model pembangunan penciptaan lapangan kerja misalnya dengan mendorong teknik-teknik produksi yang padat karya.
2. Model pendekatan penyaluran investasi untuk penduduk miskin misalnya dengan pendidikan, kesehatan, kredit.
3. Model pendekatan pembangunan yang berorientasi pada anti kemiskinan, yaitu strategi yang dalam perencanaannya memperhatikan kelompok masyarakat miskin dengan mengutamakan program penyiapan sumber daya manusia, perhatian pada penyiapan sumber daya manusia ini akan mengakibatkan pertumbuhan angka PNB yang lamban, hal ini akan menimbulkan potensi ketegangan sosial, keresahan dan kesetabilan politik, oleh karena itu model ini sangat cocok bagi negara dengan pemerintahan yang kuat. Sesudah modal sumber daya manusianya siap, baru diikuti oleh strategi Industrialisasi yang padat karya.
4. Model pendekatan pembangunan sektor pertanian
Dalam pendekatan ini, sektor pertanian harus mampu menyediakan barang-barang dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kemudian sektor pertanian harus dapat menyediakan lapangan kerja, misalnya dengan perubahan teknik produksi dalam pertanian terutama dibidang: bibit baru, pupuk, irigasi pemberantasan hama dan sebagainya.
5. Model strategi pembangunan yang mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seluruh penduduk yakni: Pangan, sandang, perumahan, dan kesehatan sehingga sasaran utama dari strategi ini adalah menyediakan kebutuhan pokok seluruh penduduk dan penyediaan jasa umum dasar penduduk yakni: fasilitas kesehatan, pendidikan, air bersih, angkutan dan kebudayaan di samping dua sasaran tersebut strategi ini juga memiliki sasaran-sasaran berikut:
a. Hak atas mendapatkan pekerjaan yang layak dan produktif sehingga setiap penduduk memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
b. Prasarana yang mampu menunjang penyediaan barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup penduduk.
c. Partisipasi seluruh penduduk.
Ø Terdapat tiga kebutuhan dasar dalam pendekatan pembangunan alternatif, yaitu :
a. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
b. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan yang produktif dan kontinu.
c. Kebutuhan dasar untuk meningkatkan mutu kehidupan yang bersifat materi dan non materi.
Di negara kita di dalam melaksanakan GBHN, kita mengenal program yang digulirkan pemerintah orba untuk mencapai pemerataan pembangunan, yakni 4 jalur pemerataan:
a. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat banyak ( Pangan, Sandang, Papan)
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesehatan.
c. Pemerataan kesempatan kerja
d. Pemerataan pada partisipasi dalam pembangunan.
v Penilaian Dan Pengukuran Pemerataan
§ Kemiskinan Absolut
Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Moris (1973) berhasil mengungkapkan bahwa di negara-negara berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan dalam ketimpangan relatif tetapi juga masalah kenaikan angka kemiskinan absolut yaitu suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Menurut Prof. Sayogyo klasifikasi tentang penggolongan penduduk miskin yang didasarkan pada banyak beras yang dapat dibeli oleh satu orang penduduk di daerah pedesaan: :
a. Pengeluaran perkapita per tahun < 320 Kg EB, ini tergolong miskin
b. Pengeluaran perkapita per tahun < 240 Kg EB, ini tergolong miskin sekali
c. Pengeluaran perkapita per tahun <180 Kg EB, sebagai kelompok penduduk paling miskin.
Hasil penelitian Prof. Sayogyo tentang persentase penduduk pedesaan yang miskin di Pulau Jawa dan Madura pada tahun 1970 s/d 1976 pada tabel berikut:
Garis Kemiskinan (EB)
1970
1976
Jumlah (Juta)
Persen
Jumlah (Juta)
Persen
Miskin (320 Kg)
38,0
61
40,5
58,6
Miskin Sekali (240 Kg)
24,6
39,5
27,5
39,8
Paling miskin (180 Kg)
13,6
20,9
17,2
25,6
Didasarkan pada penetapan garis kemiskinan US$ 125 per kapita/tahun di kota dan US$ 95 perkapita/tahun untuk di pedesaan.
Studi lain tentang pemerataan pendapatan yang dilakukan oleh Arie Lastario (1983) yang menggolongkan daerah-daerah kemiskinan di Indonesia atas dasar tinggi rendahnya nilai kebutuhan hidup per kapita atas dasar ukuran tersebut daerah kecamatan digolongkan menjadi 4 golongan, yakni:
a. Daerah miskin sekali daerah dengan pendapatan perkapita antara ≤ 75% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
b. Daerah Miskin daerah dengan pendapatan perkapitanya antara 76 s/d 125% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
c. Daerah hampir miskin yaitu daerah yang pendapatan perkapitanya antara 126% s/d 200% dari nilai kebutuhan hidup minimum.
d. Daerah tidak miskin daerah dengan pendapatan perkapitanya lebih dari 200% dari kebutuhan hidup minimum.
v Ketimpangan pembagian pendapatan dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Pembagian pendapatan antara golongan pendapatan atau ketimpangan relatif
b. Pembagian pendapatan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan.
c. Pembagian pendapatan antar daerah.
PEMBANGUNAN EKONOMI PADA NEGARA-NEGARA DALAM KEADAAN PENAWARAN TENAGA KERJA YANG MELIMPAH
1. Mengatasi Masalah Tenaga Kerja Setengah Menganggur
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa Negara-negara berkembang menghadapi masalah penduduk, masalah tersebut antara lain:
a. Perkembangan penduduk yang sangat pesat
b. Struktur umur yang berat sebelah yaitu berat sebelah kepada penduduk dibawah umur (kurang dari 15 tahun)
c. Arus perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota-kota semakin deras
d. Masalah pengangguran yang semakin serius
Tingkat perkembangan penduduk yang semakin cepat mengakibatkan proporsi penduduk yang berusia muda membesar dan proporsi jumlah penduduk dalam usia produktif (15-59) tahun, semakin kecil keadaan ini mengakibatkan semakin beratnya beban penduduk usia produktif karena harus bekerja untuk semua penduduk yang jumlahnya semakin besar.
Masalah lain akibat pesatnya jumlah penduduk yaitu masalah pengangguran, hal ini timbul karena negara membuka lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, maka tenaga kerja yang baru yang tidak memperoleh pekerjaan akan menambah jumlah pengangguran yang telah terjadi pada masa sebelumnya, sehingga hal ini menjadi masalah yang serius yang dihadapi oleh negara berkembang.
Disamping pengangguran terbuka (Open un employment) yaitu pengangguran yang sepenuhnya menganggur, juga dihadapkan pada penganguran tersembunyi (Close un employment) yaitu pengguran yang tidak dapat memanfaatkan waktu yang ada secara optimal untuk melakukan kegiatan produktif.
Di negara berkembang yang penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian maka sebagian besar pertambahan penduduknya pun di sektor pertanian, dibeberapa negara berkembang pertambahan penduduk ini diimbangi dengan perluasan lahan pertanian, akan tetapi disebagian besar negara berkembang hal ini tidak terjadi, hal ini disebabkan oleh :
· Tanah pertanian sudah sangat terbatas
· Tanah ada tapi tidak memiliki cukup dana untuk membuat tanah tersebut menjadi lahan pertanian.
Untuk mengatasi masalah pengangguran di sektor pertanian ini dapat dilakukan berbagai cara antara lain:
a. Memperluas lahan pertanian
b. Mengembangkan sektor industri yang dapat menampung kelebihan penduduk di sektor pertanian.
c. Memperlambat laju pertumbuhan penduduk
Usaha memperluas lahan pertanian merupakan solusi mengatasi pengangguran sektor pertanian bagi negara-negara yang mempunyai cukup dana untuk melakukannya, misalnya dengan memindahkan penduduk dengan program transmigrasi dengan solusi ini beberapa masalah dapat dipecahkan antara lain:
· Memecahkan masalah kependudukan
· Memperluas lahan pertanian/perkebunan
· Memperluas kesempatan kerja
· Membantu daerah yang kekurangan tenaga kerja
Usaha lain untuk mengatasi pengangguran di sektor pertanian adalah mengembangkan sektor industri yang dapat mengolah bahan-bahan hasil pertanian, semakin berkembangnya sektor industri pengolahan bahan hasil pertanian maka akan memberi solusi berupa:
§ Memperluas pemasaran barang tersebut
§ Membuka lapangan kerja baru (masalah transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri)
Usaha lain mengatasi pengangguran yaitu dengan menghilangakan penyebab pengangguran, karena pengangguran timbul karena tidak seimbangnya tenaga kerja dengan lapangan kerja dan hal ini sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga masalah pengangguran dapat diatasi dengan menekan pertambahan penduduk yaitu dengan cara:
- Penundaan umur kawin
- Memperpanjang jarak antar kelahiran
- Membatasi jumlah anak yang dilahirkan.
2. Perkembangan Ekonomi Dalam Keaadaan Penawaran Kerja Yang Melimpah
Hambatan pembangunan ekonomi yang lain adalah kurangnya modal, kekayaan alam serta penguasaan IPTEK yang dihadapi negara- negara berkembang, dalam analisisnya tentang proses pembangunan dalam perekonomian yang menghadapi kelebihan tenaga kerja “Lewis “ menyorotinya dari 3 sisi yaitu:
a. Analisis tentang proses pembangunan
b. Analisis tentang faktor-faktor utama yang memungkinkan tingkat penanaman modal menjadi bertambah tinggi dalam proses pembangunan
c. Analisis tentang faktor-faktor yang menyebabkan proses pembangunan terhenti.
Proses pembangunan didasarkan pada beberapa anggapan yang terdapat dalam teori klasik, yaitu:
1) Para pengusaha selalu berusaha memaksimumkan keuntungan
2) Keuntungan maksimum akan tercapai apabila tingkat upah sama dengan tingkat produk marginal (marginal produk)
3) Selama penawaran tenaga kerja jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan tingkat upah tidak akan mengalami perubahan.
Dalam analisis Lewis perekonomian dibedakan dalam dua sector, yakni:
v Sektor Subsistem
v Sektor Kapitalis
Sektor sub sistem adalah sektor ekonomi yang kegiatan utamanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masing-masing keluarga, upah yang diterima tenaga kerja di sektor subsistem mencapai tingkat yang memungkinkan para pekerja tersebut mempertahankan hidup keluarganya (tinggkat upah subsistem).
Di sektor kapitalis tingkat upah lebih tinggi daripada tingkat upah di sektor subsistem, yang disebabkan oleh:
§ Tuntutan sosial
§ Adanya desakan dari pihak lain (serikat buruh)
Proses pembangunan dimulai dengan adanya penanaman kembali keuntungan yang diperoleh di sektor kapitalis, kegiatan ini akan menciptakan lapangan kerja disektor kapitalis, produksi di sektor kapitalis meningkat, proses ini terjadi berulang-ulang sehingga keuntungan sektor kapitalis makin besar, tenaga kerja di sektor kapitalis juga semakin besar dan akhirnya kelebihan tenaga kerja di sektor ini tidak ada lagi.
Selanjutnya analisis tentang faktor-faktor memungkinkan penanaman modal yang semakin tinggi selama proses pembangunan, faktor tersebut adalah adanya tingkat tabungan yang semakin besar selama proses pembangunan. Pada permulaan pembangunan sebagian besar dari pendapatan nasional berasal dari sektor tradisional (subsistem).
Maka selama proses pertumbuhan ekonomi pendapatan nasional yang diperoleh dari sektor pertanian tetap jumlahnya, berarti pembangunan ekonomi yang terjadi semata-mata ditimbulkan oleh sektor kapitalis yang menyebabkan perannya dalam menciptakan pendapatan nasional semakin besar proses pembangunan terjadi, dengan demikian keuntungan pun semakin besar sehingga penanaman modalpun akan semakin besar.
Analisis terakhir adalah analisis faktor-faktor yang menyebababkan terhentinya proses pembangunan. Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya proses pembangunan adalah habisnya kelebihan tenaga kerja dalam perekonomian, proses pembangunan dapat pula berhenti walaupun kelebihan tenaga kerja masih ada jika ada faktor-faktor yang menyebabkan naiknya tingkat upah, kenaikan tingkat upah akan mengurangi keuntungan sektor kapitalis dan selanjutnya akan menurunkan kemampuan pengusaha untuk menanamkan modalnya.
Pola Keruangan Kota
Pola Keruangan Kota
Definisi kota
1. Kota merupakan suatu wilayah yang sebagian besar arealnya merupakan hasil budaya manusia, tempat pemusatan penduduk yang tinggi, dan sumber mata pencarian di luar sektor pertanian. Dan disamping itu kota juga dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta jalan aspal yang lebar.
2. Mayer melihat kota sebagai tepat bermukim penduduknya : baginya yang penting dengan sendirinya bukan rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadat, kantor, kanal dan sebagainya, melainkan penghuni yang menciptakan segalanya itu.
3. Max Weber memandang suatu tempat itu kota, jika penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat.
4. Haris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia.
5. Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
6. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan bahwa pengertian kota terdiri dari 2 macam yaitu:
· Kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.
· Kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.
Ciri - ciri kota:
· Kota merupakan tempat bermukim, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lain yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik.
· Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain: sebagai pusat permukiman penduduk (tempat tinggal), pusat perputaran modal dan keuangan, pusat kegiatan transportasi, pusat kegiatan konsumsi dan produksi, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat kegiatan sosial budaya, pusat kegiatan kesenian, dan pusat pendidikan.
· Pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial dan keahlian, kegiatan politik, dan administrasi pemerintahan juga berada di kota.Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya pengaruh keterbukaan dari daerah luar.
· Masyarakat kota lebih bersifat individual, dimana kepentingan individu lebih menonjol, jika dibandingkan dengan sikap solidaritas dan gotong royong.Setiap kota memiliki dinamika pertumbuhan masing-masing. Ada kota yang lambat berkembang, tetapi ada pula yang sangat pesat perkembangannya. Hal ini karena kota dipengaruhi oleh lokasi dan keadaan morfologi dan bentuk lahannya.
· Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari
2. Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya
3. Tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik
4. Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai
5. Pemerintahan dan warga kota yang dinamis.
struktur ruang kota:
1. Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929)Bahwa wilayah kota dibagi enam zona, yaitu :
· Zona Pusat Wilayah Kegiatan (Central Bussines Districts) -->didalamnya terdapat pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, hotel, restoran, dan sebagainya
· Zona Peralihan atau zona transisi --> zone peralihan merupakan konsentrasi penduduk miskin. Sering ditemui wilayah kumuh (slum area)
· Zona Pemukiman Kelas Proletar--> didiami oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah. Ditandai oleh adanya rumah susun sederhana.
· Zona Pemukiman Kelas Menengah (Residental Zone) -->merupakan kompleks perumahan karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
· Wilayah Tempat Tinggal Masyarakat Berpenghasilan Tinggi ditandai dengan kawasan elit. Sebagian besar penduduknya merupakan kaum eksekutif
· Zona Penglaju (Commuters) -->merupakan wilayah yang memasuki wilayah belakang (Hinterland) atau merupakan wilayah batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota tetapi tinggal di pinggiran kota.Gambar:
Keterangan model teori konsentrik menurut Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929) :
· Zona pusat wilayah kegiatan
· Zona peralihan
· Zona permukiman kelas proletar.
· Zona permukiman kelas menengah.
· Zona penglaju.2. Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer HoytBahwa kota tersusun sebagai berikut :
· Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri dari atas bangunan kantor, hotel, bank, dan pusat perbelanjaan
· Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdaganganDekat pusat kota dan dekat sektor pada nomor 2, terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum buruh
· Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma, yaitu permukiman golongan menengah
· Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atasgambar :
Keterangan Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer Hoyt :
· Zona 1: Zoona pusat wilayah kegiatan.
· Zona 2: Zona dimana terdapat grossier dan manufactur.
· Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
· Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
· Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.Teori Inti Berganda (Multiple Nuclei) dari C. D. Harris dan E. L. Ullman (1945)Strutur ruang kota meliputi:
· Pusat kota (CBD)
· Kawasan niaga dan industri ringan
· Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah
· Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah
· Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi
· Pusat niaga berat
· Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran
· Upakota (suburban), untuk kawasan madyawisma dan adiwisma
· Upakota (suburban), untuk kawasan industriGambar :
Keterangan:
· Zona 1: Zona pusat wilayah kegiatan.
· Zona 2: Zona wilayah terdapat para grossier dan manufactur.
· Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
· Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
· Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
· Zona 6: Zona manufactur berat
· Zona 7: Zona wilayah di luar pusat wilayah Kegiatan (PWK)
· Zona 8: Zona wilayah permukiman suburb
· Zona 9: Zona wilayah industri suburb
Definisi kota
1. Kota merupakan suatu wilayah yang sebagian besar arealnya merupakan hasil budaya manusia, tempat pemusatan penduduk yang tinggi, dan sumber mata pencarian di luar sektor pertanian. Dan disamping itu kota juga dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta jalan aspal yang lebar.
2. Mayer melihat kota sebagai tepat bermukim penduduknya : baginya yang penting dengan sendirinya bukan rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadat, kantor, kanal dan sebagainya, melainkan penghuni yang menciptakan segalanya itu.
3. Max Weber memandang suatu tempat itu kota, jika penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat.
4. Haris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia.
5. Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
6. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan bahwa pengertian kota terdiri dari 2 macam yaitu:
· Kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.
· Kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman.
Ciri - ciri kota:
· Kota merupakan tempat bermukim, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lain yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik.
· Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain: sebagai pusat permukiman penduduk (tempat tinggal), pusat perputaran modal dan keuangan, pusat kegiatan transportasi, pusat kegiatan konsumsi dan produksi, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat kegiatan sosial budaya, pusat kegiatan kesenian, dan pusat pendidikan.
· Pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial dan keahlian, kegiatan politik, dan administrasi pemerintahan juga berada di kota.Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya pengaruh keterbukaan dari daerah luar.
· Masyarakat kota lebih bersifat individual, dimana kepentingan individu lebih menonjol, jika dibandingkan dengan sikap solidaritas dan gotong royong.Setiap kota memiliki dinamika pertumbuhan masing-masing. Ada kota yang lambat berkembang, tetapi ada pula yang sangat pesat perkembangannya. Hal ini karena kota dipengaruhi oleh lokasi dan keadaan morfologi dan bentuk lahannya.
· Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari
2. Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya
3. Tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik
4. Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai
5. Pemerintahan dan warga kota yang dinamis.
struktur ruang kota:
1. Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929)Bahwa wilayah kota dibagi enam zona, yaitu :
· Zona Pusat Wilayah Kegiatan (Central Bussines Districts) -->didalamnya terdapat pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, hotel, restoran, dan sebagainya
· Zona Peralihan atau zona transisi --> zone peralihan merupakan konsentrasi penduduk miskin. Sering ditemui wilayah kumuh (slum area)
· Zona Pemukiman Kelas Proletar--> didiami oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah. Ditandai oleh adanya rumah susun sederhana.
· Zona Pemukiman Kelas Menengah (Residental Zone) -->merupakan kompleks perumahan karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
· Wilayah Tempat Tinggal Masyarakat Berpenghasilan Tinggi ditandai dengan kawasan elit. Sebagian besar penduduknya merupakan kaum eksekutif
· Zona Penglaju (Commuters) -->merupakan wilayah yang memasuki wilayah belakang (Hinterland) atau merupakan wilayah batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota tetapi tinggal di pinggiran kota.Gambar:
Keterangan model teori konsentrik menurut Teori Konsentris Dari Ernest W. Burgess (1929) :
· Zona pusat wilayah kegiatan
· Zona peralihan
· Zona permukiman kelas proletar.
· Zona permukiman kelas menengah.
· Zona penglaju.2. Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer HoytBahwa kota tersusun sebagai berikut :
· Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri dari atas bangunan kantor, hotel, bank, dan pusat perbelanjaan
· Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdaganganDekat pusat kota dan dekat sektor pada nomor 2, terdapat sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum buruh
· Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma, yaitu permukiman golongan menengah
· Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atasgambar :
Keterangan Teori Sektoral (Sector Theory) dari Homer Hoyt :
· Zona 1: Zoona pusat wilayah kegiatan.
· Zona 2: Zona dimana terdapat grossier dan manufactur.
· Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
· Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
· Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.Teori Inti Berganda (Multiple Nuclei) dari C. D. Harris dan E. L. Ullman (1945)Strutur ruang kota meliputi:
· Pusat kota (CBD)
· Kawasan niaga dan industri ringan
· Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah
· Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah
· Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi
· Pusat niaga berat
· Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran
· Upakota (suburban), untuk kawasan madyawisma dan adiwisma
· Upakota (suburban), untuk kawasan industriGambar :
Keterangan:
· Zona 1: Zona pusat wilayah kegiatan.
· Zona 2: Zona wilayah terdapat para grossier dan manufactur.
· Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
· Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
· Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
· Zona 6: Zona manufactur berat
· Zona 7: Zona wilayah di luar pusat wilayah Kegiatan (PWK)
· Zona 8: Zona wilayah permukiman suburb
· Zona 9: Zona wilayah industri suburb
SOAL TATA SURYA
MA WAHID HASYIM YOGYAKARTA
MATA PELAJARAN GEOGRAFI
KELAS X
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. tata surya berasal dari materi matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet, merupakan penjelasan mengenai hipotesis teori…..
a. nebula
b. plenetesimal
c. pasang surut
d. lyttleton
e. awan debu
2. Teori yang menyatakan bahwa tata surya berasal dari ruang yang diisi oleh gas dan kabut adalah teori……
a. nebula
b. planetesimal
c. pasang surut
d. lyttleton
e. awan debu
3. Forest ray M dan T.C chamberlin mengemukakan teori terjadinya jagad raya, yaitu teori…..
a. pasang surut
b. awan gas
c. awan debu
d. kabut
e. planetesimal
4. bumi tersusun atas 3 lapisan yaitu….
a. kerak, mantel, iner core
b. iner core, selubung, kulit
c. outer core, mantle, kerak samudera
d. inti, selubung, kerak
e. kerak benua, kerak samudera, mantle
5. Lapisan bumi yang sifatnya cair dan panas terletak pada lapisan……
a. inti dalam
b. inti luar
c. astenosfer
d. mantel
e. kerak
6. Bagian dari lapisan bumi yang dianggap mengalir dan alirannya menyebabkan arus yang menghasilkan medan magnet adalah lapisan....
a. crust
b. mantle
c. core
d. astenosfer
e. kerak benua
7. Lapisan bumi yang memiliki volume 83 % total volume bumi adalah lapisan……
a. selubung bumi
b. kerak benua
c. kerak samudera
d. inti luar
e. inti dalam
8. Bermacam-macam bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi atau sering di sebut tenaga…..
a. eksogen
b. erosi
c. angin
d. endogen
e. orogenesa
9. Bumi mempunyai sifat panas yang berasal dari luar dan dari dalam bumi, daerah dengan suhu tetap tinggi yang berasal dari dalam bumi disebut….
a. tenaga matahari
b. panas matahari
c. geothermal
d. heliothermal
e. zona constant
10. Tebal lapisan kerak bumi adalah…..
a. 5 – 40 km
b. 50 – 100 km
c. 228 km
d. 2200 km
e. 20 – 80 km
11. Lapisan bumi yang memiliki ketebalan sekitar 1.200 km merupakan lapisan….
a. kerak benua
b. kerak samudera
c. inti bumi
d. selubung bumi
e. sial dan sima
12. Bagian lapisan bumi yang tersusun dari bahan granit yang berkembang dari kerak basalt lautan adlah lapisan….
a. kerak benua
b. kerak samudera
c. selubung
d. mantel
e. inti bumi
13. Benua – benua yang ada sekarang dulunya pernah bersatu yang di sebut dengan .....
a. Gondwana
b. laurasia
c. pangea
d. panthalasa
e. Eurasia
14. pergerakan udara panas dari inti ke lapisan selubung sampai ke kerak bumi disebut dengan arus…
a. induksi
b. konveksi
c. horizontal
d. vertical
e. turbulensi
15. Teori laurasia – gondwana menerangkan bahwa pada mulanya di bumi terdapat 2 benua, teori ini dikemukakan oleh....
a. Alfred wegener
b. Robert diez
c. Edward suees
d. karl richter
e. flint
16. Di bumi ini terdiri atas lempeng – lempeng, dikatakan lempeng karena…..
a. terdiri atas 3 dimensi
b. terdiri atas 2 dimensi
c. terdiri atas kerak benua dan samudera
d. terdiri atas lautan dan daratan
e. ada tenaga endogen
17. Indonesia, eropa, asia termasuk dalam lempeng……
a. antartika
b. Indonesia
c. indo- Australia
d. pasifik
e. Eurasia
18. Batas lempeng tektonik dimana antarlempeng saling menjauh disebut batas……
a. melebar
b. konvergen
c. sesar mendatar
d. divergen
e. olsvergen
19. Batas lempeng tektonik dimana antar lempeng saling mendekat disebut batas…..
a. konvergen
b. divergen
c. divergen
d. evergreen
e. sesar
20. sistem pegunungan di Indonesia yang diawali dari peg. atlas kemudian bersambung dengan peg. alpen sampai akhirnya masuk wilayah Idonesia merupakan rangkaian pegunungan...
a. sirkum Filipina
b. sirkum pasifik
c. sirkum Australia
d. sirku afrika
e. sirkum mediteran
21. Jalur pegunungan di Indonesia yang bersifat non vulkanik termasuk dalam …..
a. busur tengah
b. busur dalam
c. busur luar
d. sumbu dalam
e. sumbu luar
22. rangkaian gunung di papua termasuk dalam sirkum….
a. mediteran
b. pasifik
c. Australia
d. papua
e. antartika
23. Gempa bumi yang disebabkan antar lempeng saling bertabrakan disebut gempa…..
a. tabrakan
b. inpact
c. runtuhan
d. tektonik
e. vulkanik
24. Gempa bumi vulkanik berdasrkan kedudukan sumber gempanya antara 2 – 30 km termasuk gempa ….
a. vulkanik dalam
b. vulkanik dangkal
c. ledakan
d. tremor
e. tektonik dalam
25. Pusat gempa yang ada dilapisan bumi bagian dalam disebut….
a. isoseista
b. episentrum
c. hiposentrum
d. homoseista
e. plestoseista
26. Garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama disebut.....
a. isoseista
b. episentrum
c. hiposentrum
d. homoseista
e. plestoseista
27. Getaran yang berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi di sebut getaran….
a. transversal
b. longitudinal
c. gelombang pendek
d. gelombang inversal
e. gelombang panjang
28. Gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat disebut juga…..
a. makroseisme
b. mikroseisme
c. hiposentrum
d. episentrum
e. heliosentrum
29. Skala gempa 4,3 – 4,8 menurut richter ditandai……
a. hanya terasa oleh beberapa orang saja
b. sedikit merusak bangunan
c. terasa oleh banyak orang
d. merusakkan bangunan
e. rel kereta api rusak
30. Getaran terasa oleh orang yang sedang beristirahat atau yang berada dilantai atas gedung bertingkat merupakan cirri gempa yang menurut skala merchalli pada tingkat….
a. I d. IV
b. II e. V
c. III
Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Pole)
TEORI PUSAT PERTUMBUHAN
(GROWTH POLE THEORY)
Dipelopori oleh Francois Perroux Ahli ekonomi regional bekebngsaan perancis. Teori perroux berlandaskan pada Teori Shcumpeter. Peran “Inovasi” (kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan/ pembangunan ekonomi.
Teori Growth Pole
¨ Salah satu alat utama yang dapat melakukan penggabungan antara prinsip-prinsip “Kosentrasi “ dengan “Desentralisasi”
¨ Teori yang menjadi dasar strategi kebijakasanaan pembangunanwilayah melalui idustri daerah.
¨ Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi disegala tata-ruang. Akan tetapi terjadi haya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensintanya.
¨ Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan pembangunan suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “aglomeration economies” sebagai faktor pendorong utama.
Tata Ruang
sebagai suatu arena (medan) kekuatan didalamnya terdapat kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan keluar dan kekuatan tarikan kedalam.
Growth Pole
¨ Secara Fungsional
Adalah : suatu lokasi kosentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya, memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu mestimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya)
¨ Secara Geografis
Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai mcama usaha tertarik untuk berlokasi didaerah yang bersangkutan dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada.
Inti Teori Perroux
¨ Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri unggulan akan mempengruhi perkembangan industri lain yang berhubungan dengan industri unggulan.
¨ Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian karna akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah.
¨ Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (unggulan) dengan industri yang relatif pasif atau industri yang tergantung industri unggulan.
Industri Unggulan (Utama) Mempunyai ciri-ciri :
1. Tingkat kosentrasi tinggi
2. Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat besar
3. Tingkat tekhnologi maju
4. Keahlian manajerial modern
5. Prasarana sudah sangat berkembang
Konsep Industri Utama dan Industri Pendorong
1. Konsep polarisasi, pertumbuhan dari pada industri utama dan perusahaan pendorong akan meninmbulkan polarisasi unit-unit ekonomi lain ke kutub pertumbuhan.
2. Terjadinya aglomerasi yang ditandai :
¨ Scale economies
Keuntungan yang dapat timbul karena pusat pengembangan memungkinkan perusahaan industri bergabung dalam operasi skala besar, karena ada jaminan sumber bahan baku dan pasar.
¨ Localization Economies
Timbul akibat adanya saling keterkaitan antar industri sehingga kebutuhan bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut ayng minimum
¨ Urbanization economies
Timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat digunakan secara bersamaan sehingga pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan dapat dilakukan serendah mungkin.
Industri Yang Diprioritaskan Pada Pusat Pertumbuhan
¨ Pertama, melakukan inventarisasi tentang potensi pengembangan yang ada pada wilayah ybs. Baik yang sudah dimabfaatkan maupun yang belum. Informasi tentang potensi melalui data produksi (kontribusi dan LQ masing-masing sektor terhadap PDRB).
¨ Kedua, melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tersebut dengan kegiatan lainnya. Dengan menggunakan tabel input output, melalui informasi ini diketahui keterkaitan industri hulu dan hilir.
¨ Ketiga, meneliti orientasi lokasi dari masing-masing industri tersebut dengan menggunakan peralatan analisa “Weber”.
¨ Keempat, Menentukan pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan setiap pusat pengembangan. Sehingga dapat tumbuh dan berfungsi sebagai ”motor penggerak” pembangunan untuk masing-masing wilayah.
Pusat Pertumbuhan Mempunyai Empat Ciri :
¨ Adanya hubungan inter dari berbagai macam kegiatan
Hubungan internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan satu sektr dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong sektor lain karena saling terkait. Kehidupan kota menjadi satu irama dengan berbagai komponen kehidupan kota dan menciptakan synergi untuk saling mendukung terciptanya pertumbuhan.
¨ Ada effek penggandaan (multiplier effect)
Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan effek penggandaan. Permintaan à akan menciptakan produksi baik sektor tersebut maupun sektor yang terkait yang akhirnya akan terjadi akumulasi modal. Unsur efek penggandaan sangat berperan dalam membuat kota mampu memacu pertumbuhan belakangnya.
¨ Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor/ fasilitas selain menciptakan efisiensi diantara sektor-sektor yang saling membutuhkan juga meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.
¨ Bersifat mendorong daerah belakangnnya
Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. Kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah belakang untuk dapat mengembangkan dirinya.
(GROWTH POLE THEORY)
Dipelopori oleh Francois Perroux Ahli ekonomi regional bekebngsaan perancis. Teori perroux berlandaskan pada Teori Shcumpeter. Peran “Inovasi” (kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan/ pembangunan ekonomi.
Teori Growth Pole
¨ Salah satu alat utama yang dapat melakukan penggabungan antara prinsip-prinsip “Kosentrasi “ dengan “Desentralisasi”
¨ Teori yang menjadi dasar strategi kebijakasanaan pembangunanwilayah melalui idustri daerah.
¨ Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi disegala tata-ruang. Akan tetapi terjadi haya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensintanya.
¨ Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan pembangunan suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “aglomeration economies” sebagai faktor pendorong utama.
Tata Ruang
sebagai suatu arena (medan) kekuatan didalamnya terdapat kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan keluar dan kekuatan tarikan kedalam.
Growth Pole
¨ Secara Fungsional
Adalah : suatu lokasi kosentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya, memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu mestimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya)
¨ Secara Geografis
Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai mcama usaha tertarik untuk berlokasi didaerah yang bersangkutan dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada.
Inti Teori Perroux
¨ Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri unggulan akan mempengruhi perkembangan industri lain yang berhubungan dengan industri unggulan.
¨ Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian karna akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah.
¨ Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (unggulan) dengan industri yang relatif pasif atau industri yang tergantung industri unggulan.
Industri Unggulan (Utama) Mempunyai ciri-ciri :
1. Tingkat kosentrasi tinggi
2. Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat besar
3. Tingkat tekhnologi maju
4. Keahlian manajerial modern
5. Prasarana sudah sangat berkembang
Konsep Industri Utama dan Industri Pendorong
1. Konsep polarisasi, pertumbuhan dari pada industri utama dan perusahaan pendorong akan meninmbulkan polarisasi unit-unit ekonomi lain ke kutub pertumbuhan.
2. Terjadinya aglomerasi yang ditandai :
¨ Scale economies
Keuntungan yang dapat timbul karena pusat pengembangan memungkinkan perusahaan industri bergabung dalam operasi skala besar, karena ada jaminan sumber bahan baku dan pasar.
¨ Localization Economies
Timbul akibat adanya saling keterkaitan antar industri sehingga kebutuhan bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut ayng minimum
¨ Urbanization economies
Timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat digunakan secara bersamaan sehingga pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan dapat dilakukan serendah mungkin.
Industri Yang Diprioritaskan Pada Pusat Pertumbuhan
¨ Pertama, melakukan inventarisasi tentang potensi pengembangan yang ada pada wilayah ybs. Baik yang sudah dimabfaatkan maupun yang belum. Informasi tentang potensi melalui data produksi (kontribusi dan LQ masing-masing sektor terhadap PDRB).
¨ Kedua, melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tersebut dengan kegiatan lainnya. Dengan menggunakan tabel input output, melalui informasi ini diketahui keterkaitan industri hulu dan hilir.
¨ Ketiga, meneliti orientasi lokasi dari masing-masing industri tersebut dengan menggunakan peralatan analisa “Weber”.
¨ Keempat, Menentukan pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan setiap pusat pengembangan. Sehingga dapat tumbuh dan berfungsi sebagai ”motor penggerak” pembangunan untuk masing-masing wilayah.
Pusat Pertumbuhan Mempunyai Empat Ciri :
¨ Adanya hubungan inter dari berbagai macam kegiatan
Hubungan internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan satu sektr dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong sektor lain karena saling terkait. Kehidupan kota menjadi satu irama dengan berbagai komponen kehidupan kota dan menciptakan synergi untuk saling mendukung terciptanya pertumbuhan.
¨ Ada effek penggandaan (multiplier effect)
Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan effek penggandaan. Permintaan à akan menciptakan produksi baik sektor tersebut maupun sektor yang terkait yang akhirnya akan terjadi akumulasi modal. Unsur efek penggandaan sangat berperan dalam membuat kota mampu memacu pertumbuhan belakangnya.
¨ Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor/ fasilitas selain menciptakan efisiensi diantara sektor-sektor yang saling membutuhkan juga meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.
¨ Bersifat mendorong daerah belakangnnya
Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. Kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah belakang untuk dapat mengembangkan dirinya.
Kota dan Desa
MASYARAKAT KOTA DAN DESA
Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN KOTA, DESA DAN PERMASALAHANNYA
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Permasalahan di kota antara lain:
1. konflik (pertengkaran),
2. kontroversi (pertentangan),
3. kompetisi (persaingan),
4. kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan
5. sistem nilai budaya.
Variabel-variabel yang mencirikan kemiskinan di pedesaan adalah:
1. lemahnya posisi sumber daya alam,
2. lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan,
3. kurangnya penguasaan teknologi,
4. lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
Kegiatan Belajar 2
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
1. Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
2. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
3. Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
4. Pola interaksi masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
5. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
6. Pengaruh kota terhadap desa:
1. kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
2. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
3. memproduksi hasil pertanian desa
4. penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
5. andil dalam terkikisnya budaya desa
6. Pengaruh desa terhadap kota
1. penyedia tenaga kerja kasar
2. penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
3. merupakan hinterland
4. penyedia ruang (space).
Kegiatan Belajar 3
URBANISASI DAN PENANGGULANGANNYA
Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi dilihat dari kacamata sosiolog menunjukkan tiga gejala sosial yaitu:
urbanisasi itu sendiri, detribalisasi, dan stabilitas.
1. Ahli ekonomi melihat pada beralihnya corak mata pencaharian yang baru di kota yang wujudnya subsistence urbanization sebagai pengganti corak sebelumnya yaitu subsistence agriculture
2. Ahli geografi melihatnya sebagai:
1. Perkembangan persentase penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan, baik secara mondial, nasional, maupun regional.
2. Bertambahnya penduduk yang menjadi bermata pencaharian nonagraris di pedesaan.
3. Tumbuhnya suatu pemukiman menjadi kota.
4. Mekar atau meluasnya struktur artefaktial-morfologis suatu kota ke kawasan sekelilingnya.
5. Meluasnya pengaruh suasana perekonomian kota ke pedesaan.
6. Meluasnya pengaruh suasana sosial, psikologis, dan kultural kota ke pedesaan; dengan perkataan lain meluasnya aneka nilai dan norma urban ke kawasan di luarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi urbanisasi
1. Faktor pendorong
1. timbulnya kemiskinan di kota
2. kegagalan panen
3. peraturan adat yang kuat
4. kurangnya sarana pendidikan pengembangan diri
5. perang antarkelompok
2. Faktor penarik
1. di kota banyak pekerjaan
2. pekerjaan lebih sesuai pendidikan
3. mengangkat status sosial
4. pengembangan usaha di luar bidang pertanian
5. fasilitas pendidikan lebih banyak
6. modal lebih banyak
7. tingkat budaya lebih tinggi
Akibat urbanisasi
1. berkurangnya tenaga kerja di desa
2. terbentuknya daerah suburban
3. terbentuknya pemukiman kumuh
4. meningkatnya tuna karya
Usaha penanggulangan urbanisasi
1. lokal jangka pendek
1. perbaikan perekonomian pedesaan
2. pembersihan pemukiman kumuh
3. penataan pemukiman kumuh
4. memperluas lapangan kerja
5. membuat dan melaksanakan proyek perkotaan
2. lokal jangka panjang
3. nasional jangka pendek
4. nasional jangka panjang
Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN KOTA, DESA DAN PERMASALAHANNYA
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan lingkungan.
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Permasalahan di kota antara lain:
1. konflik (pertengkaran),
2. kontroversi (pertentangan),
3. kompetisi (persaingan),
4. kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan
5. sistem nilai budaya.
Variabel-variabel yang mencirikan kemiskinan di pedesaan adalah:
1. lemahnya posisi sumber daya alam,
2. lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan,
3. kurangnya penguasaan teknologi,
4. lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
Kegiatan Belajar 2
INTERAKSI DESA DAN KOTA
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
1. Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan.
2. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
3. Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan masyarakat perkotaan vertikal.
4. Pola interaksi masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat desa adalah kebersamaan.
5. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
6. Pengaruh kota terhadap desa:
1. kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
2. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
3. memproduksi hasil pertanian desa
4. penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
5. andil dalam terkikisnya budaya desa
6. Pengaruh desa terhadap kota
1. penyedia tenaga kerja kasar
2. penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
3. merupakan hinterland
4. penyedia ruang (space).
Kegiatan Belajar 3
URBANISASI DAN PENANGGULANGANNYA
Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi dilihat dari kacamata sosiolog menunjukkan tiga gejala sosial yaitu:
urbanisasi itu sendiri, detribalisasi, dan stabilitas.
1. Ahli ekonomi melihat pada beralihnya corak mata pencaharian yang baru di kota yang wujudnya subsistence urbanization sebagai pengganti corak sebelumnya yaitu subsistence agriculture
2. Ahli geografi melihatnya sebagai:
1. Perkembangan persentase penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan, baik secara mondial, nasional, maupun regional.
2. Bertambahnya penduduk yang menjadi bermata pencaharian nonagraris di pedesaan.
3. Tumbuhnya suatu pemukiman menjadi kota.
4. Mekar atau meluasnya struktur artefaktial-morfologis suatu kota ke kawasan sekelilingnya.
5. Meluasnya pengaruh suasana perekonomian kota ke pedesaan.
6. Meluasnya pengaruh suasana sosial, psikologis, dan kultural kota ke pedesaan; dengan perkataan lain meluasnya aneka nilai dan norma urban ke kawasan di luarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi urbanisasi
1. Faktor pendorong
1. timbulnya kemiskinan di kota
2. kegagalan panen
3. peraturan adat yang kuat
4. kurangnya sarana pendidikan pengembangan diri
5. perang antarkelompok
2. Faktor penarik
1. di kota banyak pekerjaan
2. pekerjaan lebih sesuai pendidikan
3. mengangkat status sosial
4. pengembangan usaha di luar bidang pertanian
5. fasilitas pendidikan lebih banyak
6. modal lebih banyak
7. tingkat budaya lebih tinggi
Akibat urbanisasi
1. berkurangnya tenaga kerja di desa
2. terbentuknya daerah suburban
3. terbentuknya pemukiman kumuh
4. meningkatnya tuna karya
Usaha penanggulangan urbanisasi
1. lokal jangka pendek
1. perbaikan perekonomian pedesaan
2. pembersihan pemukiman kumuh
3. penataan pemukiman kumuh
4. memperluas lapangan kerja
5. membuat dan melaksanakan proyek perkotaan
2. lokal jangka panjang
3. nasional jangka pendek
4. nasional jangka panjang
Langganan:
Postingan (Atom)